Mitra Bukalapak Gandeng Institusi Pemerintah untuk Perluas Akses Pangan

Buka Mitra Indonesia dari Bukalapak baru saja mengumumkan kolaborasi antara Mitra Bukalapak dengan institusi pemerintah, seperti Kementerian Pertanian, PD. Dharma Jaya, iPanganan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Jul 2021, 09:00 WIB
Salah satu Mitra Bukalapak dari Buka Mitra Indonesia. (Foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Buka Mitra Indonesia dari Bukalapak baru saja mengumumkan kolaborasi antara Mitra Bukalapak dengan sejumlah institusi pemerintah, seperti Kementerian Pertanian, PD. Dharma Jaya, iPanganan. Lewat kolaborasi ini, layanan dari ketiganya diharapkan dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.

Khusus untuk kerja sama dengan Kementerian Pertanian, Mitra Bukalapak sekaligus mendukung program Mitra Tani Center yang ada di bawah Badan Ketahanan Pangan. Adapun Mitra Tani Center merupakan sarana petani lokal menyalurkan hasil panennya lewat Toko Tani Indonesia Center (TTIC) ke pembeli.

Dalam hal ini, kerja sama yang dilakukan Mitra Bukalapak menjadi platform penjualan online produk di TTIC.

Jadi, pengguna aplikasi Mitra Bukalapak bisa memesan barang secara langsung dan diantarkan secara cepat di hari yang sama.

"Kami menyadari komitmen perusahaan harus terus diperkuat melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk tentunya institusi perwakilan pemerintah. Semoga kerjasama Mitra Bukalapak dengan Kementerian Pertanian, PD Dharma Jaya, dan iPanganan dapat terus memaksimalkan potensi Mitra Bukalapak," tutur CEO Buka Mitra Indonesia, Howard gani dalam keterangan resmi, Senin (11/7/2021).

Sementara untuk kerja sama dengan PD. Dharma Jaya, kolaborasi ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan Mitra Bukalapak yang mengelola bisnis Hotel, Restoran, dan Cafe. Sebab, produk daging sapi dan ayam yang dijual memiliki harga stabil dan terjaga kesegarannya.

Adapun untuk kerja sama Mitra Bukalapak dengan iPanganan adalah sebagai distributor resmi online produk BULOG yang memafasilitasi penjualan bahan pokok, seperti beras, gula, dan minyak goreng.

"Melalui kerjasama ini diharapkan masyarakat akan memperoleh aksesibilitas dengan harga yang murah dan berkualitas, sedangkan produsen, yaitu petani atau peternak, bisa mendapat harga yang lebih baik dan kepastian penyaluran dan penjualan," tutur Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Risfaheri.


Alasan Bukalapak Genjot Jaringan Mitra Bukalapak di Luar Kota Besar

Presiden Direktur Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)

Di sisi lain, Bukalapak mengembangkan bisnis melalui Mitra Bukalapak dengan menyasar daerah di luar kota besar. Perseroan melihat e-commerce dan digitalisasi warung masih menjadi potensi pasar yang menjanjikan.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menuturkan, marketplace masing-masing memiliki karakteristik. Salah satu yang membedakan Bukalapak dengan e-commerce lain yaitu fokus menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan warung melalui Mitra Bukalapak di luar kota besar.

"Jadi memang dari awal marketplace ini masing-masing punya karakteristik sendiri. Yang bedakan fokus untuk luar tier one city di luar kota besar, fokus ke Bukalapak. Itu juga yang terjadi secara transaksi, infrastruktur kuat dengan online market. Dengan 8 juta Mitra Bukalapak punya jaringan kuat untuk melayani masyarakat,ini memang strategi yang berbeda dengan pure marketplace,” ujar dia, saat konferensi pers virtual, Jumat (9/7/2021).

Untuk meningkatkan bisnis Bukalapak, salah satunya dengan menggaet warung dan dorong naik kelas menjadi warung ritel modern melalui Mitra Bukalapak.

"Warung ini bisa menjadi infrastruktur tambahan dan bisa menjadi customer kami. Jadi untuk meningkatkan transaksi kami,” kata dia.

Ia mengatakan, e-commerce dan jaringan Mitra Bukalapak telah menciptakan satu ekosistem all commerce yang menjembatani online dan offline baik di kota besar, kota kecil dan desa.

"Ingin fokus menjadi perusahaan all commerce yang terbaik dan terdepan dalam memberikan solusi untuk pedagang UMKM baik online, offline. Hal itu termasuk di kota besar, kota kecil dan desa," kata dia.


Potensi E-Commerce di Indonesia

Rachmat melihat, potensi transaksi e-commerce masih besar di Indonesia terutama di luar kota besar. Hal ini melihat transaksi e-commerce masih terpusat di kota besar di Indonesia antara lain di Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Jakarta.

"Jadi 70 persen itu masih di kota besar. Jadi sebenarnya menurut kami yang potensial itu di luar kota besar karena baru 10 persen yang tergarap masih ada 90 persen," ujar dia.

Rachmat mengatakan, pasar di luar kota besar tumbuh pesat. Bahkan mengambil bagian penting dari e-commerce. "2020 baru 30 persen dari transaksi e-commerce. 2025 diperkirakan akan jadi 48 persen. Segmen potensial pasar ini kekuatan kami layani optimal all commerce yang melayani lapisan semua masyarakat,” kata dia. 

(Dam/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya