Liputan6.com, Jakarta - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali dibarengi dengan fenomena penjualan rumah di kawasan elit Pondok Indah Jakarta Selatan dan Menteng Jakarta Pusat.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, fenomena penjualan rumah mewah terlihat juga dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI). Data ini merupakan hasil analisis dari 600 ribu listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia.
Advertisement
Marine menjelaskan, kenaikan jumlah suplai rumah atau properti di area Menteng dan Pondok Indah sudah terjadi sejak kuartal III 2020 dan kuartal IV 2020. Memasuki 2021 masih terjadi kenaikan suplai namun tingkat kenaikannya tidak setinggi pada semester II 2020.
“Penurunan harga hunian di kedua daerah tersebut muncul seiring dengan kenaikan suplainya pada kuartal III 2020. Tingkat penurunan harga sempat berkurang, bahkan bertahan di kuartal IV 2020 namun kembali turun pada kuartal I 2021 berlanjut dengan tingkat penurunan yang berakselerasi pada kuartal II 2021 di kawasan Menteng," jelasnya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (12/7/2021).
Marine menambahkan, bisa disimpulkan semakin banyak pemilik rumah memang ingin menjual rumah di kedua daerah tersebut sejak kuartal III 2020 namun sampai sekarang banyak yang belum terjual. Sehingga harga rumah pun terus mengalami penurunan hingga sekarang ini.
Namun tingkat penurunan yang terjadi jika dilihat dari data sebetulnya bukanlah penurunan harga yang relatif drastis, bahkan jika dibandingkan dengan kawasan lain di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak akan Diobral
Memiliki rumah mewah di kawasan elit seperti Menteng dan Pondok Indah memang impian banyak orang. Rumah.com ingin membantu mewujudkan impian punya rumah, dengan menyampaikan data dan actionable insight yang membantu pencari rumah mengambil keputusan.
Marine menjelaskan, penurunan harga perumahan mewah memang telah terjadi, namun kemungkinan besar para pemilik masih mampu menahan sehingga tidak akan mengobral begitu saja. Namun tren penurunan harga di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan memang terjadi secara luas, baik di segmen rumah tapak maupun apartemen.
"Kedua wilayah ini memiliki harga per meter persegi yang tertinggi di antara wilayah Jakarta lainnya. Penurunan harga di kedua wilayah ini masih terbilang wajar karena permintaan untuk harga di kisaran ini memang sedang rendah,” ungkap Marine.
Advertisement