Simak Formula 1F1V untuk Menangkal Hoaks

Simak formula menangkal hoaks ala blogger.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 12 Jul 2021, 10:24 WIB
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi informasi membuat informasi atau berita lebih cepat tersebar. Terlebih dengan maraknya beragam platform media sosial. Ruang informasi di ranah siber kian riuh.

Jika yang beredar adalah berita positif nan mencerahkan tentu jadi bagus. Masalahnya, dewasa ini juga banyak beredar berita palsu alias hoaks yang sangat merugikan khalayak luas.

Para pembuat hoaks memiliki kepentingan tersendiri. Sementara sebagian penerima berita dengan mudahnya turut menyebarkan, karena tingkat literasi belum matang.

Masih banyak warga yang belum bisa membedakan mana fakta dan mana yang hoaks, kemudian asal meneruskan lagi hoaks tersebut. Alhasil timbul tren clicking monkey, sebuah istilah sarkasme yang mengilustrasikan para penyebar hoaks seperti monyet-monyet yang asal lempar buah.

Rendahnya tingkat literasi berakar dari sikap enggan untuk membaca, mendengar, atau menonton berita secara utuh dan tuntas. Padahal, sikap yang benar seharusnya adalah saring sebelum sharing.

Ilham Sadli, blogger professional yang juga pengurus Forum Lingkar Pena wilayah Jawa Timur gelisah melihat kondisi tersebut.

“Para blogger jangan diam saja melihat pabrik hoaks terus berproduksi. Kita punya tanggung jawab moral untuk menghentikannya dengan kemampuan digital yang kita miliki,” katanya, Sabtu (10/7/2021).

Belajar dari pengalamannya berkecimpung di dunia digital, Ilham merumuskan formula 1F1V untuk menghalangi tersebarnya berita hoaks. Formula 1F1V itu adalah Filterisasi dan Verifikasi.

Saat menerima informasi, Ilham menjelaskan, warganet harus cermat memfilternya sebelum membagikan di laman media sosialnya. Filterisasi yang tepat akan membuat berita hoaks berhenti di kita. Konten bersih yang sudah terfilterisasi saja yang laik untuk disebarkan ke pihak luar.

Selanjutnya verifikasi. Langkah verifikasi atau pemeriksaan kebenaran lebih kompleks. Pada tahap ini kita harus memeriksa kebenaran konten yang mencakup konteks, foto,dan video.

"Ada tiga tahapan pada proses verifikasi," kata Ilham.

 

Saksikan Video Ini


3 Tahap Proses Verifikasi

Pertama, memahami dengan baik konteks yang dimaksud. Bisa jadi informasi yang ada menyimpan clue untuk dicek kebenarannya.

Kedua, gunakan beberapa tools, misalnya saat verifikasi fakta tulisan bisa menggunakan mesin pencarian google dengan menambahkan kata in site : media terpercaya.

Berikutnya verifikasi foto. Karakter foto itu sendiri mudah untuk disunting dan dihilangkan keterangannya. Di sinilah perlunya kita mencari tahu sumber foto asli beserta keterangan lengkapnya.

Selanjutnya verifikasi video. Proses ini tidak beda jauh dengan verifikasi foto. Bisa dengan bantuan aplikasi.

Langkah ketiga dari verifikasi, lanjut Ilham, temukan sumber pertama atau sumber paling lama sebagai acuan validasinya.

"Kejahatan terjadi karena ada peluang. Peran aktif kita menutup celah-celah tersebut akan dapat meminimalisir merebaknya berita hoaks di masyarakat," katanya.

Mina Megawati, jurnalis warga, ketua Forum Lingkar Pena Badung Bali 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya