Sepekan Berjalan, PPKM Darurat Baru Tekan 17 Persen Mobilitas Warga Bandung

Masih rendahnya hasil PPKM Darurat tersebut, Pemerintah Kota Bandung terus berupaya meminimalisasi mobilitas warga.

oleh Arie Nugraha diperbarui 12 Jul 2021, 18:18 WIB
Petugas kepolisian menghalau pesepeda yang melintasi kawasan Sukajadi, Kota Bandung, Minggu (4/7/2021). Kegiatan penghalauan ini dilakukan seiring penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebutkan saat ini mobilitas warga di Kota Bandung baru menurun sekitar 17 persen. Itu merupakan data usai sepekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Darurat) diyakini mampu menurunkan penyebaran COVID-19.

Menurut Yana besaran penurunan mobilitas warga saat PPKM Darurat itu terpantau melalui Facebook Mobilty, Google Traffic dan Night Light NASA. Masih rendahnya hasil PPKM Darurat tersebut, Pemerintah Kota Bandung terus berupaya meminimalisasi mobilitas warga.

"Penyebaran COVID-19 terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi," ujar Yana Mulyana, Bandung.

Yana menjelaskan untuk meniadakan paparan virus Delta varian baru COVID-19, mobilitas warga harus turun 50 persen. Beda halnya dengan virus Alpha, varian pertama COViD-19 yang cukup menekan mobilitas dibesaran 30 persen.

Selain mobilitas warga, Yana juga menjelaskan kembali soal ketersediaan oksigen. Meski pasokannya aman, Yana tetap mengimbau agar warga lebih bijak soal oksigen.

"Sebanyak 29 rumah sakit rujukan itu membutuhkan 13 juta meter kubik per hari. Alhamdulilah penyuplai oksigen dapat memenuhinya," kata Yana.


BOR Menurun

Petugas ruangan isolasi penyakit infeksi menular khusus tengah mengecek peralatan pelindung untuk mengantisiapsi adanya pasien terpapar virus corona ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat, 24 Januari 2020. (Arie Nugraha).

Yana juga mengungkapkan ketersediaan ranjang perawatan pasien COVID-19 atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Bandung yang mulai berkurang. Hal itu karena sejumlah rumah sakit mengonversi ranjang perawatan pasien umum menjadi layanan COVID-19.

Pada akhir Mei 2021 ranjang pasien di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bandung sebanyak 1.400 unit. Saat ini telah mencapai 2.266 unit.

"BOR sepertinya berkurang, menjadi 91 persen. Ini terjadi karena semakin banyak konversi tempat tidur di 29 rumah sakit rujukan," jelas Yana.

Namun, Yana meminta agar pasien yang bergejala ringan bisa ditangani dengan isolasi mandiri di tempat tinggalnya masing-masing atau rumah singgah yang telah disiapkan pemerintah.

"Saya tetap minta warga kalau yang gejala ringan atau tidak berat tidak membebani rumah sakit. Saat ini kita siapkan sekitar 132 tempat isoman," tuturnya.


Infografis Aturan Pembatasan PPKM Darurat Jawa Bali.

Infografis Aturan Pembatasan PPKM Darurat Jawa Bali. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya