Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto mengaku khawatir, dengan rencana vaksinasi berbayar, maka maka program kuota vaksin Covid-19 gratis bukan ditingkatkan tapi malah sebaliknya.
"Saya khawatir perlahan-lahan berkurang. Padahal target sebaran vaksinasi sudah ditetapkan dan anggarannya sudah disiapkan. Tambahan lagi, kebijakan ini rentan dimanipulasi pihak yang mencari keuntungan, dengan mengalihkan vaksin gratis menjadi vaksin berbayar," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (12/7/2021).
Advertisement
Dia mencurigai ada modus jahat menggerogoti hak rakyat, terkait vaksinasi berbayar yang dilakukan Kimia Farma. Menurut dia, alasan untuk mempercepat kekebalan komunal dengan skema dualisme vaksinasi tidak masuk akal.
"Ujung-ujungnya, karena vaksin gratis menjadi langka, maka rakyat terpaksa mengikuti vaksin berbayar. Ini kan bahaya akan merugikan rakyat, jangan sampai masyarakat yang tidak mampu terpaksa harus membeli vaksin mandiri ini," kata Mulyanto.
Mulyanto pun membandingkan harga vaksinasi Covid-19 mandiri yang mencapai hampir Rp 900 ribu untuk dosis lengkap, dengan bantuan sosial di masa pandemi yang diberikan pemerintah sebesar Rp 300 ribu.
"Bansos yang Rp 300 ribu/bulan/keluarga tidak sebanding dengan harga vaksin Sinopharm, apalagi kalau harus disuntik dua kali untuk dosis lengkap," kesal Mulyanto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Layanan Vaksinasi Berbayar Kimia Farma Ditunda dari Rencana Awal 12 Juli 2021
Kimia Farma memutuskan untuk menunda layanan Vaksinasi Gotong Royong Individu atau vaksinasi berbayar. Sedianya, layanan vaksinasi berbayar ini akan dimulai pada hari ini 12 Juli 2021.
Kepastian penundaan vaksinasi berbayar tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno dalam pesan singkat kepada Liputan6.com.
"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata dia, Senin (12/7/2021).
Menurut dia, besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat Manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu atau vaksinasi berbayar serta pengaturan pendaftaran calon peserta.
"Terima kasih atas pemahaman para pelanggan serta animo untuk bersama-sama mendorong tercapainya kekebalan komunal (herd immunity) yang lebih cepat di Indonesia," tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra memastikan telah mengamankan Vaksin Sinopharm untuk mendukung program vaksinasi gotong royong untuk individu atau vaksinasi berbayar. Jumlah yang disiapkan mencapai 1,5 juta dosis yang telah datang dalam dua tahap yakni tahap pertama 500 ribu dosis dan tahap kedua 1 juta dosis.
"Jadi total 1,5 juta vaskin," kata dia dalam konferensi pers, Minggu (11/7/2021).
Kimia Farma Diagnostika tengah menyiapkan fasilitas pelayanan vaksinasi berbayar di delapan klinik secara bertahap. Adapun masing-masing klinik diberi jatah 5 ribu dosis vaksin.
"Jadi total ada 8 titik masing-masing kita siapkan 5 ribu dosis untuk sambil melihat kesiapan ataupun animo demand daripada masyarakat," jelas dia.
Kimia Farma juga akan berencana memperluas cakupan vaksinasi gotong royong individu tersebut dengan tidak hanya di klinik saja. Tetapi beberapa tempat strategis seperti bandara juga akan disiapkan.
Advertisement