Panda Raksasa Tidak Lagi Masuk Kategori Hewan Terancam Punah

Panda raksasa sebenarnya telah dikeluarkan dari daftar terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2016, tapi pejabat China menolak.

oleh Asnida Riani diperbarui 13 Jul 2021, 08:02 WIB
Dua ekor panda raksasa asyik bermain usai salju turun di Pusat Konservasi dan Penelitian Panda Raksasa China basis Shenshuping di Cagar Alam Nasional Wolong, Provinsi Sichuan, China (17/12/2020). Cagar Alam ini didirikan tahun 1963 dengan ukuran awal sekitar 20.000 hektar. (Xinhua/Jiang Hongjing)

Liputan6.com, Jakarta - Panda raksasa tidak lagi masuk kategori hewan terancam punah, kata otoritas Tiongkok. Pihaknya telah berupaya menyelamatkan hewan itu, membantu mendorong populasi mereka di alam liar hingga 1,8 ribu individu, mengutip CNN, Senin, 12 Juli 2021.

Spesies ini akan diklasifikasikan sebagai hewan rentan, kata Cui Shuhong, Direktur Departemen Perlindungan Ekologi Alam Kementerian Ekologi dan Lingkungan Tiongkok. China telah menghabiskan setengah abad mencoba meningkatkan populasi panda dengan memastikan keberadaannya di beberapa pegunungan.

Panda raksasa sebenarnya telah dikeluarkan dari daftar terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2016. Tapi, keputusan itu tidak disepakati pejabat China. "China telah membentuk sistem cagar alam yang relatif lengkap," kata Cui.

"Area besar ekosistem alami telah dilindungi secara sistematis dan sepenuhnya. Habitat satwa liar juga telah ditingkatkan secara efektif," akunya. Cui menambahkan bahwa populasi beberapa spesies langka dan terancam punah lain juga berangsur pulih.

"Jumlah spesies, seperti harimau Siberia, macan tutul Amur, gajah Asia, dan ibis jambul telah meningkat secara signifikan," klaimnya.

Sejak 1970-an, para pejabat China telah berkampanye meningkatkan jumlah panda raksasa. Guna mengatasi hilangnya habitat, pejabat menciptakan cagar alam yang dirancang khusus di daerah sumber makanan utama mereka, bambu, berlimpah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Upaya Peningkatan Populasi

Shuan Shuan, panda raksasa wanita (Ailuropoda melanoleuca) minum air di kebun binatang Chapultepec, Mexico City (12/2/2020). Xin Xin dan Shuan Shuan merupakan dua spesimen Hewan yang lahir di Meksiko dan satu-satunya di dunia yang tidak dimiliki China. (AFP/Alfredo Estrella)

Kamudian, pada 2017, China mengumumkan rencana alokasi lahan seluas 16,8 ribu kilometer persegi untuk konservasi. Panda dikenal di China sebagai spesies payung, yang berarti para ahli percaya bahwa tindakan melindungi mereka akan membantu melindungi spesies lain, serta ekosistem lebih besar.

Tapi, upaya meningkatkan populasi panda mungkin harus mengorbankan beberapa karnivora. Jumlah beberapa populasi karnivora tercatat menurun tajam selama beberapa dekade terakhir.

Angka ini dinilai berpotensi menempatkan keseimbangan ekosistem yang lebih besar dalam bahaya. Pernyataan serupa juga sudah termuat dalam sebuah penelitian yang dirilis tahun lalu oleh tim gabungan China-Amerika Serikat.


Pelepasliaran Panda Raksasa

Anak panda Fu Bao yang lahir 107 hari lalu di Korea Selatan, difoto saat upacara untuk mengungkapkan namanya di Taman Hiburan dan Hewan Everland di Yongin pada Rabu (4/11/2020). Fu Bao adalah bayi panda pertama yang lahir di Korsel dan merupakan peristiwa langka. (Jung Yeon-je / AFP)

Mengutip Shanghaiist, upaya pelestarian panda raksasa salah satunya membuat 172 ribu warga Provinsi Sichuan, Gansu, dan Shaanxi direlokasi pada 2017 lalu. Relokasi tersebut merupakan "salah satu aksi penting pemerintah China untuk mendesain ulang taman nasional sepenuhnya."

Dalam rencana lima tahun terbaru, Negeri Tirai Bambu berencana membuat 20 taman nasional. Memulainya, media pemerintah mengumumkan pengembangan empat taman nasional yang beekonsentrasi pada hewan-hewan, yakni panda, gajah Asia, antelop Tibet, serta harimau dan macan tutul.

Lalu, pada 2019, untuk pertama kalinya China melepasliarkan panda ke cagar alam di Provinsi Jiangxi. Cagar alam tersebut memiliki iklim yang sejuk dan ekosistem cukup terjaga, dengan sumber daya bambu berlimpah dan minim intervensi manusia. Kondisi ini dinilai baik bagi panda raksasa dan satwa liar lain untuk hidup, serta berkembang biak.


Infografis Alur Telemedicine dan Obat Gratis untuk Pasien Isoman COVID-19

Infografis Alur Telemedicine dan Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya