PPP: Vaksin Berbayar Bisa Ditafsirkan Memanfaatkan Situasi Pandemi Covid-19

Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi mengakui, adanya kekhawatirkan terkait komersialisasi di bidang kesehatan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Jul 2021, 15:30 WIB
Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi mengakui, adanya kekhawatirkan terkait komersialisasi di bidang kesehatan. Menurut dia, hal itu terkait penjualan vaksin Covid-19 oleh Kimia Farma.

"Ini bisa ditafsirkan bagian dari memanfaatkan situasi, jangan sampai dikesankan ada komersialisasi di bidang kesehatan," kata Baidowi dalam keterangan tertulis diterima, Senin (12/7/2021).

Baidowi menambahkan, harus diakui bahwa langkah Kimia Farma bertujuan mmebantu terbentuknya herd immunity atau membantu pemerintah menyuskseskan target vaksinasi 1 juta orang per hari. Namun sayangnya, rencana itu dalam situasi yang mana bisa ditafsirkan sebaliknya.

"Masalahnya ini bisa ditafsirkan bagian dari memanfaatkan situasi, masalahnya juga ada di masyarakat yang menganggap tidak penting vaksin bahkan menghindari karena takut," lanjut dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Vaksinasi Berbayar Ditunda

Diketahui, Kimia Farma tengah merencanakan penjulan vaksin Covid-19 produksi Sinopharm secara umum. Terkait harganya, Kimia Farma akan membanderol dua dosis lengkap dengan harga hampir Rp 900 ribu.

Namun demikian, hal tersebut mendapat sanggahan dan kritikan berbagai pihak. Sehingga rencana eksekusi tersebut ditunda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya