Merekam Kepedihan Inggris Setelah Gagal Rebut Trofi Euro 2020

Football Isn't Coming Home, Inggris takluk dari Italia di final Euro 2020.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 12 Jul 2021, 17:30 WIB
Perasaan suporter Tim Tiga Singa hancur lebur usai ditaklukkan Gli Azzuri pada partai final Euro 2020 lewat adu penalti dengan skor 3-2. (Foto:AP/Martin Rickett)

Liputan6.com, Jakarta Timnas Inggris menangis. Football isn't coming home yet. Three Lions gagal merebut trofi Euro 2020 / 2021 setelah berhsil lolos ke babak final untuk kali pertama setelah 1966.

Malam yang tragis di Wembley. Pasukan Gareth Southgate bersama 60 ribu pendukungnya dibuat terdiam oleh Italia lewat cara yang paling menjengkelkan, adu penalti.

Timnas Inggris sebenarnya sempat unggul lewat gol Luke Shaw di menit ke-2. Namun keunggulan ini hanya bertahan di babak pertama. Pada menit ke-60, Italia membalas lewat Leonardo Bonucci. Skor ini bertahan hingga babak normal usai dan tak berubah hingga perpanjangan waktu.

Di babak adu penalti, Harry Kane dan Maguire sukses menjalankan tugasnya. Namun sayang, Rashford, Saka, dan Jadon Sancho tidak. Sementara Italia, melesakkan 3 gol. Trofi juara pun terbang ke Roma.

Pangeran William ikut menyaksikan kepedihan ini dari tribune kehormatan. Istrinya, Catherine bahkan langsung menutup mata saat penendang terakhir Inggris gagal menjejalkan bola ke gawang Italia.

"Menyakitkan. Selamat kepada Azzurri, kemenangan yang hebat," tulis William melalui Twitter-nya.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson bersama Catherine (3rd R) dan Pangeran William saat menyaksikan pertandingan Italia Vs Inggris di Final Euro 2020 / 2021 (Carl Recine / AFP)

"Inggris, Anda sudah datang sejauh ini. Tapi sayang, ini bukan hari kita. Tetap tegakkan kepala kalian dan banggalah kepada diri kalian. Masa ada yang akan datang," bebernya.

Kesedihan memang tak mungkin terbendung oleh publik Inggris. Sebab ini kali pertama sejak 55 tahun terakhir Three Lions tampil di final.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini


Kecam Suporter Rasis

Kekalahan ini membuat jargon Timnas Inggris Football is Coming Home gagal total dan berubah menjadi Football is Coming To Rome. (Foto:AP/Matt Dunham)

Surat kabar bahkan sampai menunda edisi pertamanya agar dapat meresapi perasaan seluruh bangsa.

"Singa, kalian membuat kami bangga," tulis halaman utama Metro.

"Kalian telah membuat Inggris bangga, dan layak mendapat pujian," ujar Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Dia kemudian mengecam aksi rasialisme yang meninpa pemain Inggris usai final Euro 2020/2021.

"Mereka layak diperlakukan sebagai pahlawan, bukannya mendapat hujatan rasial," beber Johnson.

"Mereka yang melakukan hal seperti itu harusnya malu," tambahnya.

 


Kata Suporter

Di babak tos-tosan tiga dari lima penendang Timnas Inggris gagal mengeksekusi tendangan penalti menjadi gol. Sementara tiga penendang Italia sukses menjebol gawang Inggris yang di kawal Jordan Pickford. (Foto:AP/Matt Dunham)

Kesedihan memang menjalar ke seluruh penjuru Inggris. Air mata tidak hanya tumpah di Stadion Wembley saja, tapi hampir di setiap sudut kota tempat layar-layar besar yang menayangkan kepedihan itu.

"Saya merasa kasihan kepada mereka yang mengambil tendangan penalti di saat sulit ini," kata Jack Smith pria berusia 18 tahun yang ikut nonton bareng di Luna Springs, Birmingham.

"Saya pikir sejumlah nama besar bakal berani untuk maju," bebernya.

 


Membanggakan

Suporter Timnas Inggris lagi-lagi harus menelan pil pahit usai tim kebanggaannya kembali gagal menjadi juara. (Foto:AP/Matt Dunham)

Millie Carson dari Newcastle seperti dilansir BBC juga merasakan hal yang sama. Meski demikian, dia tetap bangga melihat penampilan Tiga Singa.

"Kami sudah datang sejauh ini, dan memenangkan trofi adalah puncak segalanya," kata Carson.

"Timnas telah membuat semua bersatu, menikmati kehidupan di masa yang sulit seperti ini."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya