Liputan6.com, Jakarta Timnas Inggris menangis. Football isn't coming home yet. Three Lions gagal merebut trofi Euro 2020 / 2021 setelah berhsil lolos ke babak final untuk kali pertama setelah 1966.
Malam yang tragis di Wembley. Pasukan Gareth Southgate bersama 60 ribu pendukungnya dibuat terdiam oleh Italia lewat cara yang paling menjengkelkan, adu penalti.
Advertisement
Timnas Inggris sebenarnya sempat unggul lewat gol Luke Shaw di menit ke-2. Namun keunggulan ini hanya bertahan di babak pertama. Pada menit ke-60, Italia membalas lewat Leonardo Bonucci. Skor ini bertahan hingga babak normal usai dan tak berubah hingga perpanjangan waktu.
Di babak adu penalti, Harry Kane dan Maguire sukses menjalankan tugasnya. Namun sayang, Rashford, Saka, dan Jadon Sancho tidak. Sementara Italia, melesakkan 3 gol. Trofi juara pun terbang ke Roma.
Pangeran William ikut menyaksikan kepedihan ini dari tribune kehormatan. Istrinya, Catherine bahkan langsung menutup mata saat penendang terakhir Inggris gagal menjejalkan bola ke gawang Italia.
"Menyakitkan. Selamat kepada Azzurri, kemenangan yang hebat," tulis William melalui Twitter-nya.
"Inggris, Anda sudah datang sejauh ini. Tapi sayang, ini bukan hari kita. Tetap tegakkan kepala kalian dan banggalah kepada diri kalian. Masa ada yang akan datang," bebernya.
Kesedihan memang tak mungkin terbendung oleh publik Inggris. Sebab ini kali pertama sejak 55 tahun terakhir Three Lions tampil di final.
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Kecam Suporter Rasis
Surat kabar bahkan sampai menunda edisi pertamanya agar dapat meresapi perasaan seluruh bangsa.
"Singa, kalian membuat kami bangga," tulis halaman utama Metro.
"Kalian telah membuat Inggris bangga, dan layak mendapat pujian," ujar Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Dia kemudian mengecam aksi rasialisme yang meninpa pemain Inggris usai final Euro 2020/2021.
"Mereka layak diperlakukan sebagai pahlawan, bukannya mendapat hujatan rasial," beber Johnson.
"Mereka yang melakukan hal seperti itu harusnya malu," tambahnya.
Advertisement
Kata Suporter
Kesedihan memang menjalar ke seluruh penjuru Inggris. Air mata tidak hanya tumpah di Stadion Wembley saja, tapi hampir di setiap sudut kota tempat layar-layar besar yang menayangkan kepedihan itu.
"Saya merasa kasihan kepada mereka yang mengambil tendangan penalti di saat sulit ini," kata Jack Smith pria berusia 18 tahun yang ikut nonton bareng di Luna Springs, Birmingham.
"Saya pikir sejumlah nama besar bakal berani untuk maju," bebernya.
Membanggakan
Millie Carson dari Newcastle seperti dilansir BBC juga merasakan hal yang sama. Meski demikian, dia tetap bangga melihat penampilan Tiga Singa.
"Kami sudah datang sejauh ini, dan memenangkan trofi adalah puncak segalanya," kata Carson.
"Timnas telah membuat semua bersatu, menikmati kehidupan di masa yang sulit seperti ini."
Advertisement