Presiden Jovenel Moise Dibunuh, Joe Biden Minta Warga Haiti Bersatu

Presiden AS Joe Biden menyampaikan kepada warga Haiti untuk bersatu - di tengah situasi setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Jul 2021, 10:31 WIB
Joe Biden tiba di Inggris untuk menghadiri KTT G7, dan menjadi perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat sebagai presiden AS. (Foto: AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan kepada warga Haiti untuk "bersatu" dan Gedung Putih mengatakan pihaknya tidak mengesampingkan pengiriman pasukan atas permintaan Haiti - dalam situasi pasca pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

"Para pemimpin politik perlu bersatu," kata Biden, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (13/7/2021).

"AS siap untuk terus memberikan bantuan dan saya akan memberikan lebih banyak untuk kalian saat kami melanjutkan," ujar Biden, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sekretaris Pers Gedung putih, Jen Psaki mengatakan kepada wartawan bahwa delegasi penegak hukum AS dan pejabat keamanan nasional yang mengunjungi Haiti pada Minggu 11 Juli mencatat ketidakstabilan di negara itu setelah pembunuhan Presiden Moise.

"Yang jelas dari perjalanan mereka adalah ketidakjelasan tentang kepemimpinan politik di masa depan," ungkap Psaki.

Dikatakannya juga bahwa permintaan Haiti agar pasukan AS dikerahkan dan memberikan keamanan "masih dalam analisis".

Psaki juga membantah ketika ditanya apakah Gedung Putih mengesampingkan pengiriman pasukan ke Haiti.


Delegasi AS Bertemu Pejabat Pemerintah Haiti

Seorang pria membeli bahan bakar dari sepeda motornya di sebuah jalan di Port-au-Prince, empat hari setelah pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, Minggu (11/7/2021). Sebelumnya, Moise tewas dibunuh dalam serangan di kediaman pribadinya, pada Rabu 7 Juli 2021 dini hari. (AP Photo / Fernando Llano)

Delegasi AS yang mewakili Departemen Kehakiman, Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Dewan Keamanan Nasional bertemu dengan pejabat tinggi Haiti, menjurut juru bicara NSC, Emily Horne.

"Delegasi meninjau keamanan infrastruktur penting dengan pejabat pemerintah Haiti dan bertemu dengan Polisi Nasional Haiti, yang memimpin penyelidikan pembunuhan itu," kata Horne.

Horne melanjutkan, bahwa delegasi AS juga bertemu dengan para pemimpin politik terkemuka Haiti, termasuk Perdana Menteri sementara Claude Joseph dan Presiden Senat Joseph Lambert, "untuk mendorong dialog yang terbuka dan konstruktif guna mencapai kesepakatan politik yang memungkinkan negara itu menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil".

Horne mengatakan tim AS menyatakan dukungan untuk "pemerintah Haiti karena mencari keadilan dalam kasus ini dan menegaskan dukungan Amerika Serikat untuk rakyat Haiti di masa yang penuh tantangan ini".

Menurut pihak berwenang Haiti, pembunuhan itu melibatkan 28 pria - 26 warga Kolombia dan dua warga negara AS. 

Peristiwa itu menewaskan Presiden Moise di kediamannya, juga melukai istrinya.

Sejauh ini, 17 tersangka telah ditangkap, dan setidaknya tiga tersangka lainnya tewas.

Namun motif di balik pembunuhan itu belum diketahui.

Pertanyaan pun kian bermunculan tentang pihak yang mungkin mendalangi pembunuhan tersebut.


Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala COVID-19

Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya