TikTok AS Minta Karyawan Kerja dari Kantor Tiga Hari dalam Seminggu

Kantor TikTok AS akan meminta karyawan mereka bekerja dari kantor tiga hari dalam seminggu. Sementara dua hari sisanya karyawan dipersilakan bekerja dari jarak jauh.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Jul 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi video pendek populer TikTok meminta karyawan untuk kembali ke kantor mereka di AS. Sejumlah karyawan TikTok ditawari opsi untuk bekerja remote hingga dua hari dalam seminggu setelah mereka kembali bekerja dari kantor.

Informasi ini berdasarkan pesan internal yang dilihat oleh Reuters. Dalam laporan yang dikutip Selasa (13/7/2021), Reuters menuliskan, TikTok akan memberi karyawan pilihan untuk bekerja dari jarak jauh, berdasarkan persetujuan manajer.

Kebijakan ini berlaku bagi karyawan penuh waktu dan pekerja magang di kantor TikTok yang ada di Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Irlandia. Sementara, kantor TikTok di negara-negara lain akan mengikuti.

Saat ini, TikTok menerapkan sistem kerja remote atau dari jarak jauh bagi karyawannya. Perusahaan belum menetapkan tanggal pasti mulai kapan karyawan diwajibkan bekerja di kantor. TikTok sendiri kini mempekerjakan ribuan orang selama pandemi.

"Tidak ada pengganti untuk kolaborasi langsung, dan kami senang akhirnya bisa membuka kembali kantor di AS. Namun, jelas bahwa banyak dari kami telah menyesuaikan diri dengan baik untuk bekerja dari rumah. Kami menghargai fleksibilitas dan keseimbangan," kata pihak TikTok.


Kantor TikTok di Berbagai Negara

TikTok. Dok: money.com

TikTok beroperasi di sejumlah negara. Antara lain Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Jepang.

Bagi TikTok, Amerika Serikat merupakan salah satu pasar terbesarnya. Di Amerika Serikat, TikTok memiliki kantor di Mountain View, California, Los Angeles, New York, dan Austin, Texas.

Perlu diketahui, berdasarkan sebuah survei, sebagian besar pengusaha percaya bahwa karyawan mereka tidak ingin kembali bekerja di kantor di tengah pandemi Covid-19.

Sebagian pengusaha berencana menerapkan model kerja hibrid yang memungkinkan pekerjaan dilakukan dari jarak jauh.

TikTok sendiri merupakan sebuah perusahaan internet milik raksasa teknologi Tiongkok ByteDance.

TikTok berupaya keras agar perusahaannya tidak dianggap terafiliasi dengan pemerintah Tiongkok. Pasalnya AS sempat menyebut TikTok sebagai masalah keamanan nasional terkait data pribadi pengguna AS yang mungkin dikirimkan ke Tiongkok.


Perusahaan Teknologi Lainnya

Selain TikTok, perusahaan teknologi lain seperti Apple, Google, dan Amazon telah membuat pengumuman serupa mengenai penerapan kerja hibrid mulai tahun 2021 ini.

Sebelumnya, Google menyebut, 20 persen karyawannya bisa bekerja dari rumah setelah kantor dibuka akhir tahun 2021 ini. Perusahaan internet terkemuka ini sebelumnya mengambil pendekatan lebih ketat terkait karyawan kembali bekerja di kantor.

Pada awal pandemi, Google menutup kantornya dan mengizinkan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh. Mengutip CNBC, Kamis (6/5/2021), kini karena melihat beberapa perusahaan teknologi lainnya, Google memutuskan menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dan melonggarkan pendekatannya.

Sebelumnya pada Desember 2020, Google mengumumkan rencana agar para karyawan menghabiskan tiga hari dalam seminggu bekerja di kantor.

Sementara, Facebook dikabarkan membuka kembali kantornya guna menyelenggarakan Work from Office (WFO). Rencananya Facebook membuka kembali kantor mereka di Silicon Valley pada Mei 2021.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya