Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan skenario perpanjangan PPKM Darurat hingga 6 minggu kepada Badan Anggaran DPR RI pada Senin 12 Juli 2021. Hal itu dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 terutama varian Delta yang mengalami lonjakan sejak pertengahan Juni lalu.
Kendati begitu, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dain Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi menegaskan, pihaknya belum memiliki rencana memperpanjang PPKM Darurat. Untuk diketahui, Menko Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Koordinator PPKM Darurat di Jawa dan Bali.
Advertisement
"Belum ada rencana perpanjangan PPKM Darurat. Namun kita akan cermati perkembangan penurunan laju penyebaran kasus. Kita masih fokus PPKM Darurat saat ini dan bagaimana menurunkan mobilitas," ujar Jodi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (13/7/2021).
Jodi menjelaskan, pemerintah sudah mempersiapkan prioritas utama untuk penanganan tingginya kasus Covid-19.
Pertama, mengusahakan tersedianya kecukupan oksigen bagi seluruh daerah dengan memaksimalkan pasokan oksigen dari perusahaa-perusahaan nasional di Indonesia. Apabila tidak cukup, pemerintah memilki opsi untuk melakukan impor oksigen.
"Selain itu penambahan TT (tempat tidur) Intensif dan ICU menjadi sangat penting hari ini. Pemerintah meminta agar TT intensif dan ICU tersedia 40-50 persen dari seluruh TT yang ada di RS seluruh Jawa Bali," kata Jodi.
Kemudian, pemerintah juga akan segera membangun RS lapangan dengan memaksimalkan seluruh gedung milik pemerintah yang sedang diidentifikasi Oleh Kapuskes TNI dan Kapusdokes Polri dengan melibatkan peran Kemenkes.
Lalu ketersediaan obat-obatan juga terus diupayakan. Jodi mengatakan, sampai dengan hari ini beberapa jenis obat memang cukup tersedia.
"Hanya saja beberapa item yang langka seperti actemra dan tocilizumab yang masih terus kami cari barangnya dan kami jg sudah menyiapkan opsi impor untuk membantu ketersediaan obat ini," katanya.
Tak hanya itu, importase alat kesehatan, kebutuhan pangan lewat bansos, ketersediaan dokter dan perawat hingga vaksinasi hingga ke sektor marjinal juga terus digencar oleh pemerintah.
"Pada dasarnya ini adalah kerja bersama yang baik, disaat seperti ini kolaborasi dan gotong royong konkrit semua pihak, baik itu pemerintah, swasta, masyrakat, partai politik juga media menjadi kunci," kata Jodi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PPKM Darurat, 27 Exit Tol di Jawa Tengah Ditutup 16-22 Juli 2021
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes M Iqbal Alqudusy menyampaikan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah memutuskan untuk melakukan penutupan terhadap 27 pintu Exit Tol mulai 16 Juli hingga 22 Juli 2021. Keputusan tersebut menjadi bentuk implementasi dari kebijakan PPKM Darurat.
"Hasil koordinasi dengan Forkopimda Jawa Tengah, seluruh akses masuk Jawa Tengah ditutup termasuk exit tol di 27 pintu exit tol akan kami tutup, total mulai hari Jumat tanggal 16 sampai dengan tanggal 22 Juli," tutur Iqbal saat dikonfirmasi, Selasa (13/7/2021).
Menurut Iqbal, penutupan tersebut akan membuat masyarakat yang datang dari kota-kota di luar Jawa Tengah tidak mendapatkan akses masuk.
"Dari Jakarta tidak bisa ke Jawa Tengah," jelas dia.
Iqbal menegaskan, penutupan akses jalan tersebut dilakukan demi menekan mobilitas dan pergerakan masyarakat selama PPKM Darurat. Tentunya hal itu agar penyebaran Covid-19 segera mereda.
"Kami imbau untuk masyarakat agar tetap di rumah saja. Ini penting karena untuk menyelamatkan seluruh warga dari bahaya virus Corona," Iqbal menandaskan.
Advertisement