Liputan6.com, Dompu Ratusan siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Faat 2 Banggo, Dompu Nusa Tenggara Barat sekarang bisa belajar dengan lebih nyaman dan tenang. Mereka tidak perlu khawatir lagi akan merasa kepanasan maupun kehujanan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Bangunan sekolah tempat mereka menuntut ilmu telah mendapatkan renovasi dan program bantuan pembangunan sekolah dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Berkat hal itu, wajah para siswa di Dompu bisa lebih ceria dan tersenyum saat belajar.
Advertisement
Berawal pada 2019, Yayasan Pendidikan Al-Faat yang mengelola MI Al-Faat 2 Banggo dan dipimpin Muhasir mendapat bantuan pembangunan sekolah dari program BRI Peduli. Bantuan itu digunakan untuk membuat gedung sekolah lebih layak pakai. Pembangunan kelas pun disegerakan agar pendidikan siswa makin optimal.
“Prosesnya 2 bulan lebih untuk ruangan 2x7m bagi kelas 5 dan 6. Proses pembangunannya sudah pakai tembok dan ada lantainya, pokoknya standar bangunan sekolah (pada umumnya),” kata Muhasir.
Bukan hanya pengurus yayasan, kebahagiaan tertular pula pada para siswa. Kini mereka bisa belajar dengan tenang dan nyaman. Biasanya ketika cuaca panas mereka sering menahan rasa gerah karena atap terbuat dari seng, begitupun saat musim hujan, muncul bocor di mana-mana.
Bangunan Baru dan Permanen
Kini tambahan ruang kelas baru membuat kegiatan belajar jadi nyaman. Mi yang memiliki sekitar 170 siswa itu sekarang bisa menuntut ilmu dengan tenang dan menjadi lebih efektif.
“Sekarang ini bangunan sudah baru dan permanen, sehingga anak-anak lebih termotivasi untuk belajar termasuk guru-guru lebih nyaman dalam proses mengajar,” ujarnya.
Sebelum mendapat bantuan dari BRI, kondisi gedung sekolah MI Al-Faat 2 Banggo memang tidak memadai.
“Bangunannya belum bangunan permanen, masih pakai papan & bedeng serta ruangan masih beralaskan tanah. Kondisi yang ada, 4 ruang kelas untuk menampung siswa kelas 1 sampai kelas 6. Tapi kami hanya bisa membangun dengan swadaya dan uang pribadi itu hanya 4 ruang kelas saja,” ungkapnya.
Dengan segala keterbatasan, di ruang kelas yang sederhana itu, para siswa berseragam putih dan merah menimba ilmu agama dan pengetahuan lainnya. Jumlah siswa pun terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Hal tersebut menjadi tantangan sendiri bagi pengelola yayasan yang memiliki keterbatasan sarana dan pra sarana. Kondisi yang serba terbatas mendorong pengurus yayasan memutar otak.
“Kadang-kadang kami belajar di pohon yang tumbuh di pekarangan sekolah. Kalau kelas 1-2 gabung, kadang-kadang kalau matahari tidak terlalu panas kita ajak mereka belajar di luar kelas selama beberapa tahun, cukup efektif kok yang terpenting anak-anak bisa belajar sambil bermain,” katanya.
Advertisement
Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi
Selama pandemi, sistem belajar mengajar menerapkan sistem ganjil genap. Kelas ganjil 1, 3, dan 5 belajar pada Senin, Rabu, dan Jumat. Adapun kelas genap 2, 4, dan 6 belajar pada Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Hal itu dilakukan untuk mengikuti himbauan dari pemerintah, selain itu agar para siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman karena meminimalisir penularan virus Covid-19.
"Kami melakukan kerjasama dengan komite dan orang tua, agar sekolahnya tidak lama di kelas sekitar 3 jam saja kemudian disuruh pulang. Kami menerapkan sistem ganjil genap. Sehingga ruangannya bisa kami pakai semua. Karena posisi duduk siswa kita jaga jarak,” imbuhnya.
Muhasir menambahkan, dengan bantuan itu pihaknya sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih yang besar. Ke depan, dia masih berharap BRI bisa merenovasi 4 ruang kelas lainnya yang belum layak. Selain itu harapannya BRI bisa memberikan bantuan lain berupa lemari, kursi, meja, dan lemari untuk menyimpan buku bahan ajar para siswa di kelas.
BRI Peduli Pendidikan Indonesia
Terkait hal tersebut Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, bantuan renovasi sekolah merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
BRI, kata dia, akan terus aktif mengambil peran memajukan pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan membantu memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak. Sehingga dekolah menjadi tempat yang aman dan tempat belajar yang nyaman bagi generasi penerus bangsa.
“Kami menyasar sekolah-sekolah di berbagai pelosok daerah Indonesia. Harapannya, bantuan ini bisa memberikan solusi bagi ketersediaan infrastruktur sekolah yang lebih memadai sehingga akhirnya sekolah bisa menciptakan SDM unggul bagi kemajuan bangsa,” ungkap Aestika.
(*)
Advertisement