Liputan6.com, Jakarta - Memiliki banyak potensi, Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) menyebut, minat investasi asing di Tanah Air cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pembicaraan yang dilakukan investor asing.
Direktur Risiko INA, Marita Alisjahbana menegaskan, terdapat sejumlah investor asing yang telah melakukan pembicaraan dan menunjukan minat untuk investasi di Indonesia.
Advertisement
"Memang benar sudah banyak investor asing yang berminat. Semua komitmen itu ada pada level yang sangat tinggi," katanya secara virtual, Selasa (13/7/2021).
Marita menyebut investor government to government (G to G) menjadi salah satu yang telah melakukan pembicaraan. Nilai investasi yang akan dicapai yakni USD 16 miliar.
"Sampai saat ini yang sudah meunjukan niatnya itu ada Uni Emirat Arab (UEA) USD 10 miliar, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) USD 4 miliar, dan U.S. International Development Finance Corporation (US DFC) USD 2 miliar," ujarnya.
Tak hanya itu, terdapat juga investor global yang melirik sektor finansial dan tertarik melakukan investasi di Indonesia. Untuk investor domestik terdapat juga BPJS Ketenagakerjaan yang telah menjalin kerja sama.
"INA itu bekerja sangat mikro. Semua ini perlu waktu dan tenaga. Sekarang banyak sekali yang sedang dilakukan dan sedang berjalan," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tiga Investor Asing Investasi di Indonesia
Sebelumnya, Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) mengaku pihaknya telah berhasil mengajak tiga investor asing untuk investasi hingga saat ini. Hal ini tentu menjadi pencapaian positif mengingat umur INA yang masih 95 hari.
Direktur Risiko INA, Marita Alisjahbana menyebut, pencapaian ini tak terlepas dari usaha yang dilakukan semua pihak. "Umur INA baru memasuki 95 hari kerja. Tapi saya berusahaa menjalankan pernanan INA di sektor yang ada di Indonesia termasuk infrastruktur," kata Marita, Selasa, 13 Juli 2021.
Tiga investor yang berhasil diajak oleh INA yakni Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Ketiganya menanamkan modal investasi untuk aset jalan tol yang ada di Indonesia. Total investasi yang digelontorkan ketiganya mencapai USD 3 miliar.
"Untuk investasi itu mencapai USD 3,75 miliar. INA me-leverage capital yang dimasukkannya USD 750 juta dan untuk ketiganya masing-masing USD 1 miliar sehingga secara total USD 3 miliar," ujarnya.
Setelah teken MoU (memorandum of understanding), selanjutnya ialah tahap due diligent. Tak hanya itu, INA juga menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) pada Mei 2021 untuk investasi di sektor energi.
"Kerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN, seperti Telkom, Angkasa Pura, Pelindo, Pertamina, dan Kimia Farma," tuturnya.
Advertisement