Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia membuat pasokan oksigen sulit didapatkan. Oksigen itu terutama dibutuhkan warga yang merawat keluarganya di rumah karena rumah sakit penuh.
Kondisi yang tidak terkendali ini membuat Indonesia harus mencari oksigen sampai ke negeri China. Perusahaan China pun mencatat lonjakan orderan dari Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan Global Times, sebuah perusahaan generator oksigen di Shenzhen berkata pekan lalu ada 5.000 mesin yang dipesan negara Asia Tenggara, yakni Indonesia dan Myanmar.
Kabar terkait oksigen itu menjadi berita yang paling disorot di Liputan6.com, Rabu (14/7/2021). Dan berikut daftar tiga berita terpopuler di kanal Global:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
1. Impor Oksigen
Ketika India mengalami lonjakan kasus COVID-19, perusahaan generator China kebanjiran pesanan dari India hingga kewalahan. Kini, pesanan datang dari Indonesia.
Namun, pihak perusahaan mengaku ada kekurangan bahan baku di hulu rantai pasokan karena lonjakan pesanan dari India, yang membuat sulit untuk memperluas produksi dalam waktu singkat.
Advertisement
2. Bantuan Vaksin Moderna dari AS
Indonesia telah menerima 3.000.060 dosis vaksin COVID-19 buatan Moderna dari pemerintah Amerika Serikat melalui jalur multilateral Covax Facility. Dalam waktu dekat, Indonesia akan kembali menerima 1,5 juta dosis vaksin Moderna dari Amerika.
Senator AS Tammy Duckworth yang mewakili Partai Demokrat dari negara bagian Ilinois, mengumumkan bahwa pada 12 Juli Amerika Serikat mengirimkan donasi berupa 1,5 juta dosis vaksin Moderna untuk Indonesia.
Total donasi vaksin Amerika untuk Indonesia menjadi 4,5 juta dosis.
3. Kiriman Vaksin dari Jepang
Jepang akan mengirim sumbangan tambahan vaksin COVID-19 AstraZeneca ke Taiwan dan negara Asia lainnya pekan ini.
Jepang akan mengirimkan masing-masing 1 juta dosis vaksin ke Indonesia, Taiwan dan Vietnam pada 15 Juli mendatang sebagai bagian dari kesepakatan bilateral dengan pemerintah negara-negara itu, kata Motegi kepada wartawan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (13/7).
Advertisement