Kapal Pesiar Besar Dilarang Masuk Venesia Mulai 1 Agustus 2021

Kehadiran kapal pesiar besar sejak lama mengancam keberlanjutan Venesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2021, 16:03 WIB
Anggota asosiasi pelayaran budaya berlayar dalam acara Regatta Merah di Venesia, Italia, Minggu (20/6/2021). Acara ini bertujuan untuk merayakan tradisi bahari Venesia kuno dan untuk meningkatkan kesadaran tentang keseimbangan antara kota dan laut. (MARCO BERTORELLO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kapal pesiar besar akan dilarang berlayar masuk ke Venesia mulai 1 Agustus 2021. Larangan ini diumumkan Italia pada Selasa, 13 Juni 2021, setelah bertahun-tahun mereka memperingatkan risiko kerusakan yang tidak dapat diperbaiki di kota laguna itu.

Melansir laman France 24, Rabu 14 Juli 2021, keputusan itu, dikonfirmasi pada pertemuan kabinet Perdana Menteri Italia, Mario Draghi. Beberapa hari sebelum pertemuan organisasi budaya PBB UNESCO, yang telah mengusulkan untuk menambahkan Venesia ke daftar situs warisan yang terancam punah.

"Dekrit yang diadopsi hari ini merupakan langkah penting untuk perlindungan sistem laguna Venesia," kata Draghi dalam sebuah pernyataan.

Langkah ini akan membuat kapal-kapal berukuran besar dialihkan ke pelabuhan industri kota Marghera. Namun, langkah ini dipandang hanya sebagai solusi sementara, karena para menteri menyerukan gagasan tentang terminal permanen baru.

Para pegiat lingkungan selama bertahun-tahun telah menyerukan agar kapal pesiar dilarang berlayar melewati St Mark's Square. Mereka mengatakan kapal pesiar dapat menyebabkan gelombang besar yang merusak pondasi kota dan ekosistem laguna yang rapuh.

Perdebatan ini muncul lagi setelah kembalinya kapal pesiar raksasa pada bulan lalu, semenjak pandemi virus corona. Warga memprotesnya lantaran kapal pesiar raksasa dinilai bisa merusak kondisi Venesia.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Terancam Punah

Kanal Giudecca. (Dok. Benoit Debaix/Unsplash)

Venesia dimasukkan dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO sejak 1987 sebagai "karya arsitektur yang luar biasa". Namun, pada bulan lalu UNESCO memperingatkan akan perlunya manajemen pariwisata yang lebih berkelanjutan.

Badan PBB tersebut juga merekomendasikan untuk menambahkan Venesia ke daftar warisan yang terancam punah. Hal itu akan dilakukan jika kota tersebut tidak mengubah kebijakannya terkait keberadaa kapal pesiar.

Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini mengatakan setelah bertahun-tahun mempertimbangkan apa yang harus dilakukan, keputusan itu kini menjadi mendesak.

"Mulai 1 Agustus, kapal-kapal besar tidak lagi dapat mencapai Venesia melalui St Mark's Basin, St Mark's Canal, atau Giudecca Canal," kata Menteri Infrastruktur Enrico Giovannini.

 

 


Siapkan Ganti Rugi

Seorang gondolier mendayung gondola di dekat gereja Santa Maria della Salute di Venesia pada 20 Mei 2021. Turis kembali berdatangan menikmati keindahan Venesia, yang sering dijuluki kota paling romantis di dunia, setelah Italia menghapus kewajiban karantina bagi pendatang. (Marco Bertorello/AFP)

Giovannini menyebut negara akan memberi kompensasi bagi yang mengalami kerugian akibat kepindahan itu. Dana sebesar 157 juta euro juga disiapkan untuk investasi pelabuhan Marghera.

Dia mengatakan larangan itu merupakan langkah yang diperlukan untuk melindungi integritas lingkungan, lanskap, seni dan budaya Venesia. Larangan itu hanya akan berlaku untuk kapal-kapal besar yang membawa sekitar 200 penumpang.

Jika memenuhi salah satu dari empat kriteria: beratnya lebih dari 25.000 ton, berukuran lebih dari 180 meter, tinggi lebih dari 35 meter, atau menghasilkan lebih dari 0,1 persen belerang, kapal pesiar akan dilarang masuk.

Wakil Presiden Asosiasi Pariwisata Confturismo, Marco Michielli, mengatakan undang-undang baru itu adalah kompromi yang baik. "Solusi Marghera akan mempertahankan aktivitas pelabuhan di Venesia, di satu sisi melindungi pekerjaan dan aktivitas, dan di sisi lain membebaskan Kanal Giudecca," katanya. (Jihan Karina Lasena)


Wisata Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya