Liputan6.com, Jakarta - Sebuah fitur TikTok, yakni TikTok Sound, rupanya digunakan untuk mempromosikan konten disinformasi dan berbahaya mengenai vaksin Covid-19.
Sekadar informasi, TikTok Sound merupakan fitur yang mengizinkan pengguna menambahkan audio milik orang lain ke dalam video TikTok buatannya.
Advertisement
Informasi ini diungkap pertama kali oleh sebuah lembaga think tank berbasis di London, Institute for Strategic Dialogue (ISD). Mengutip Reuters, KAmis (14/7/2021), lembaga ini menganalisis ada 124 video yang menggunakan audio dari empat video TikTok asli.
Dua di antaranya dihapus oleh TikTok karena dianggap melanggar aturan disinformasi mengenai Covid-19. Penghapusan dilakukan untuk menangani informasi yang salah dan memicu kekhawatiran mengenai kekhawatiran tentang efek samping vaksin.
Dikatakan, 124 video disinformasi tersebut telah ditonton lebih dari 20 juta kali. Analis lembaga Institute for Strategic Dialogue, Ciaran O'Connor, mengatakan "sebagian dari konten-konten tersebut masih menyebar."
O'Connor menyamakan penyebaran disinformasi melalui fitur TikTok Sound dengan pesan audio WhatsApp yang menjamur selama pandemi.
Seperti diketahui, tren viral TikTok dimulai dari pengguna yang membuat video mereka sendiri menggunakan audio atau suara dari konten lain.
Lakukan Peninjauan
TikTok yang begitu booming selama pandemi mengatakan, pihaknya meninjau audio video yang melanggar aturan guna mencegah audio tersebut digunakan sebagai Sound oleh pengguna lain.
Dikatakan, kasus-kasus ini disebabkan oleh kesalahan moderasi konten oleh moderator manusia. TikTok mengatakan, Sound dapat dilaporkan di aplikasi.
Audio dari satu video pengguna yang menyiratkan perkembangan vaksin Covid membuatnya jadi konten yang tidak aman. Berdasarkan temuan ISD, audio ini telah digunakan di lebih dari 4.500 video.
Alih-alih menghapus sepenuhnya, TikTok mengatakan, pihaknya telah membatasi distribusi video yang menggunakan Audio tersebut. Pasalnya Sound ini hanya dianggap berpotensi menyesatkan.
Kendati demikian, ada 25 video teratas di laman TikTok yang menggunakan audio ini telah dilihat hingga 16,7 juta kali.
ISD menemukan ada banyak video yang menggunakan audio ini sebagai sinyal dukungan atas pernyataan mengandung disinformasi tersebut.
Advertisement
Hapus Video dan Audio yang Jadi Sumber Disinformasi
Setelah mendapatkan laporan, TikTok mengatakan, mereka menghapus beberapa video yang menggunakan audio yang dimaksud. Selain itu, audio tersebut juga lebih sulit ditemukan dalam pencarian. TikTok juga menghapus tiga audio lain yang diidentifikasi dalam laporan.
"Kami berupaya mempromosikan pengalaman TikTok yang autentik dengan membatasi penyebaran konten menyesatkan, termasuk audio, mempromosikan informasi otoritas mengenai Covid-19 dan vaksin di seluruh aplikasi kami," kata juru bicara TikTok.
Dalam update-nya, ISD mengatakan, TikTok hanya menambahkan label disinformasi Covid-19 pada 2 dari 124 video. TikTok mengklaim label hanya ditambahkan pada video dengan tagar tertentu.
Sementara itu, pada minggu lalu, TikTok mengumumkan adanya perubahan dalam sistem moderasi kontennya, terkait konten tertentu. TikTok menerapkan sistem peninjauan otomatis untuk kategori seperti ketelanjangan atau kekerasan.
(Tin/Ysl)