Gelar Private Placement, Wintermar Offshore Marine Bakal Investasi Aset dan Proyek Baru

Saham PT Wintermas Offshore Marine Tbk (WINS) naik 10,91 persen ke posisi Rp 122 per saham. Saham WINS menguat di tengah kabar akan gelar private placement.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2021, 16:40 WIB
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) mampu menguat di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan pada perdagangan Rabu (14/7/2021). Penguatan saham WINS terjadi di tengah rencana akan gelar private placement.

Mengutip data RTI, saham WINS naik 10,91 persen ke posisi Rp 122 per saham. Saham WINS dibuka stagnan di kisaran Rp 110 per saham. Saham WINS berada di level tertinggi Rp 137 dan terendah Rp 106 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.204 kali dengan volume perkembangan 13 miliar saham.

Sementara itu, IHSG melemah 0,55 persen ke posisi 5.979,21. Indeks LQ45 merosot 0,95 persen ke posisi 827,80. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

PT Wintermar Offshore Marine Tbk akan menerbitkan 415 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam rangka private placement. Jumlah itu mewakili sebanyak-banyaknya 9,58 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Head Investor Relations and Corporate Planning PT Wintermar Offshore Marine Tbk, Pek Swan Layanto menuturkan, pihaknya belum dapat memastikan investor yang akan eksekusi tetapi sebelumnya ada yang menyatakan minat.

"Ada beberapa investor yang sebelum bilang berminat. Tapi belum kita pastikan," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (14/7/2021).

Perseroan akan menggunakan dana hasil private placement ini untuk mendukung rencana pengembangan kegiatan usaha perseroan. Akan tetapi tidak terbatas pada rencana untuk memperbaiki struktur permodalan, menambah modal kerja, dan meningkatkan dana kas perseroan. 

"Untuk investasi ke aset dan proyek baru,” kata dia.

Namun, Pek Swan belum dapat menjelaskan proyek baru yang sedang digarap.

Harga pelaksanaan penerbitan saham baru dalam private placement ini sekurang-kurangnya paling sedikit 90 persen dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular sebelum tanggal permohonan pencatatan saham baru hasil private placement.

"Dengan asumsi seluruh saham baru yang direncanakan perseroan dapat diterbitkan, pemegang saham perseroan akan terkena dilusi persentase kepemilikannya sebanyak-banyaknya 8,74 persen,” tulis perseroan.

Perseroan menyatakan, jumlah total saham yang dikeluarkan akan meningkat dari sebanyak 4,33 miliar saham menjadi sebanyak 4,74 miliar saham dengan asumsi RUPS menyetujui dan seluruh private placement diterbitkan dan diambil-bagian.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis, 19 Agustus 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pertimbangan Gelar Private Placement

Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perseroan memaparkan pertimbangan menggelar private placement ini melihat harga minyak sudah mulai pulih lagi pada 2021 setelah turun lebih dari lima tahun.

Pada 2020 akibat merebaknya virus COVID-19 di seluruh dunia mengakibatkan adanya pembatasan mobilisasi antar negara, sampai pada penurunan permintaan minyak yang kemudian berimbas pada berlebihannya minyak yang tersedia di pasar.

Sejak awal 2021, seiring dengan adanya komitmen banyak negara untuk melaksanakan vaksin COVID-19, seluruh sektor bisnis sudah menggeliat dan berdampak pada kebutuhan minyak dunia mulai kembali ke posisi ketika industri migas diperlukan memulai proyek-proyek yang selama ini ditunda. Harga minyak dunia yang sempat terpuruk tersebut sejak November 2020 yang telah mulai naik pada 2021.

"Kebangkitan harga minyak akan terjadi karena ada proyeksi kekurangan suplai minyak oleh karena selama lima tahun sebelumnya hampir tidak ada investasi dalam ekplorasi minyak dan gas,” tulis perseroan.

Pemerintah Indonesia melalui SKK MIGAS juga sudah mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi migas pada tahun 2030 dengan tujuan mencapai 1juta barrels per hari.

Indikasi dari harga minyak global dan peningkatan aktifitas pengeboran di Indonesia menjadikan saat ini adalah waktu yang sangat baik bagi Perseroan mengambil kesempatan untuk ekspansi bisnis lagi. Manajemen dalam pertimbangan atas berapa proyek yang sedang dalam perencanaan.

Bilamana rencana ini dijalankan, jangka waktu untuk investasi akan sangat singkat dan Perseroan harus dengan cepat memutuskan kalau ingin investasi.

"Oleh karena itu, Direksi mengusulkan rencana pelaksanaan PMTHMETD supaya Perseroan dimiliki cadangan sumber investasi yang dapat seketika dilaksanakan saat kebutuhan akan investasi tersebut muncul dan Perseroan dapat menggunakan investasi tersebut pada proyek baru,” tulis perseroan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya