Aparat Kesulitan Identifikasi 2 Jenazah Anggota MIT, Mengapa?

Tim DVI dan Inafis masih menunggu sampel DNA dari keluarga terduga anggota MIT yang tewas dalam baku tembak dengan personel TNI di Kabupaten Parigi Moutong. Kondisi jenazah yang sudah rusak diakui menjadi kendala identifikasi.

oleh Heri Susanto diperbarui 16 Jul 2021, 02:00 WIB
Ambulans yang membawa jenazah anggota MIT tiba di RS Bhayangkara Palu, Rabu (14/7/2021). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Palu - Tim DVI dan Inafis masih menunggu sampel DNA dari keluarga terduga anggota MIT yang tewas dalam baku tembak dengan personel TNI di Kabupaten Parigi Moutong. Kondisi jenazah yang sudah rusak diakui menjadi kendala identifikasi.

Hingga Kamis pagi (15/7/2021) kepolisian belum memastikan identitas kedua jenazah terduga anggota MIT yang tewas dalam penyergapan aparat di pegunungan Parigi Moutong pada Minggu (11/7/2021). Evakuasi jenazah yang baru bisa dilakukan tiga hari setelah keduanya tewas menyulitkan identifikasi oleh tim DVI dan Inafis Polda Sulteng.

"Sampel sidik jari sudah diambil. Kondisi jenazah sudah rusak sulit untuk mengenali ciri-ciri fisiknya," Wakasatgas Humas Madago Raya, AKBP Bronto Budiono di RS Bhayangkara Polda Sulteng mengatakan, Rabu malam (14/7/2021).

Untuk memastikan identitas keduanya, kata Budiono, saat ini hanya bisa dilakukan dengan pencocokan sampel DNA jenazah dengan pihak keluarga yang masih diupayakan pihaknya. Budiono meminta pihak keluarga membantu upaya itu agar identitas pasti kedua jenazah bisa diketahui.

"Apabila sampel DNA dari keluarga kedua jenazah sudah diambil, identitasnya paling cepat enam hari dapat diketahui," Kata Budiono.

Jenazah kedua terduga anggota MIT itu sebelumnya baru bisa dievakuasi ke RS Bhayangkara di Kota Palu pada Rabu sore (14/7/2021) setelah empat hari berada di pegunungan Parigi Moutong akibat kondisi lokasi dan cuaca yang menyulitkan evakuasi.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya