Gambar pada 14 Juli 2021 ini menunjukkan orang-orang yang menunggu untuk mengisi tabung oksigen kosong di luar sebuah pabrik di Yangon, di tengah lonjakan kasus virus coron Covid-19. Warga di seluruh kota terbesar Myanmar menentang jam malam militer. (Ye Aung THU/AFP)
Seorang pria yang membawa tabung oksigen dari lokasi yang menyumbangkan oksigen gratis di Yangon, Myanmar pada 14 Juli 2021. Mereka putus asa mencari oksigen untuk menjaga orang yang dicintai tetap bernapas ketika gelombang corona covid-19 menerjang negara yang dilanda kudeta itu. (Ye Aung THU/AFP)
Gambar pada 14 Juli 2021 ini menunjukkan orang-orang yang menunggu untuk mengisi tabung oksigen kosong di luar sebuah pabrik di Yangon, di tengah lonjakan kasus virus coron Covid-19. Warga di seluruh kota terbesar Myanmar menentang jam malam militer. (Ye Aung THU/AFP)
Orang-orang antre menunggu di lokasi yang menyumbangkan oksigen secara gratis di Yangon, Myanmar pada 14 Juli 2021. Mereka putus asa mencari oksigen untuk menjaga orang yang dicintai tetap bernapas ketika gelombang corona covid-19 menerjang negara yang dilanda kudeta itu. (Ye Aung THU/AFP)
Gambar pada 14 Juli 2021 ini menunjukkan orang-orang yang menunggu untuk mengisi tabung oksigen kosong di luar sebuah pabrik di Yangon, di tengah lonjakan kasus virus coron Covid-19. Warga di seluruh kota terbesar Myanmar menentang jam malam militer. (Ye Aung THU/AFP)
Orang-orang antre menunggu di lokasi yang menyumbangkan oksigen secara gratis di Yangon, Myanmar pada 14 Juli 2021. Mereka putus asa mencari oksigen untuk menjaga orang yang dicintai tetap bernapas ketika gelombang corona covid-19 menerjang negara yang dilanda kudeta itu. (Ye Aung THU/AFP)
Gambar pada 14 Juli 2021 menunjukkan orang-orang menunggu di lokasi yang menyumbangkan oksigen secara gratis di Yangon, 14 Juli 2021. Mereka putus asa mencari oksigen untuk menjaga orang yang dicintai tetap bernapas ketika gelombang covid-19 menerjang negara yang dilanda kudeta itu (Ye Aung THU/AFP)