Menelusuri Cerita Babi Ngepet di Depok, dari Fantasi hingga Jadi Urusan Polisi

Untuk menangkap babi ngepet, warga melakukannya dengan cara berbeda, mulai dengan ditangkap saat bulan purnama oleh delapan orang yang telanjang.

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Jul 2021, 12:00 WIB
Diduga babi ngepet diamankan warga RT 2/RW 4, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. (Sumber: Merdeka)

Liputan6.com, Jakarta - Cerita tentang babi ngepet kerap menjadi perbincangan di sejumlah kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, cerita babi ngepet tersebut sempat membuat geger warga Depok Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Dalam sebuah cerita rakyat, babi ngepet adalah seorang manusia yang berubah wujud menjadi seekor babi setelah menjalani ritual. Untuk menangkap babi ngepet, warga melakukannya dengan cara berbeda.

Ada yang dengan cara ditangkap saat bulan purnama oleh delapan orang yang telanjang, sementara tujuh orang di antaranya berpakaian lengkap. Dari informasi yang dihimpun, berikut empat fakta tentang babi ngepet yang sempat viral di Depok Jawa Barat.

Berubah Wujud

Warga Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok digegerkan dengan keberadaan babi ngepet di lingkungan mereka. Warga yang resah secara kompak menangkap babi ngepet yang dipercaya telah mengambil uang milik warga setempat.

Penangkapan dimulai sejak Senin, 26 April 2021 malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Martalih bersama 14 orang lainnya yang dikomandoi Ustaz Adam Ibrahim berusaha melakukan penangkapan babi ngepet dengan cara yang berbeda.

Di bawah sinar bulan purnama, sebanyak delapan orang yang telanjang dan tujuh orang yang menggunakan pakaian lengkap telah bersiaga di lokasi persembunyiannya.

Setelah ditunggu sekian lama dan sempat memupuskan harapan warga, terlihat tiga orang pria yang menggunakan sepeda motor matic merah memasuki lingkungannya. Ketiga orang itu bukan warga sekitar.

"Dari tiga orang, satu orang yang menggunakan jubah memasuki pekarangan milik ustaz, setelah itu melakukan ritual," terang Matalih.

Matalih mengungkapkan, orang yang menggunakan jubah menjadi perhatian puluhan mata warga yang menyaksikan proses perubahan wujud manusia menjadi babi ngepet.

Matalih mengungkapkan, orang yang menggunakan jubah menjadi perhatian puluhan mata warga yang menyaksikan proses perubahan wujud manusia menjadi babi ngepet. Setelah dipastikan berubah wujud, arahan komando Ustaz Adam, warga yang telanjang langsung melakukan penangkapan.

"Saat usaha penangkapan pada babi ngepet tersebut terlihat tali ikat kepala dan kalung berbentuk mirip tasbih," ucap Matalih.

Tubuh Babi Ngepet Menyusut

Seiring berjalannya waktu, Matalih bersama warga lainnya melihat fenomena yang muncul dari tubuh babi ngepet tersebut. Pada awal penangkapan tubuh babi ngepet tersebut terlihat besar dan seiring matahari berputar dari timur menuju siang, tubuh babi ngepet mengalami penyusutan. "Iya menyusut, dari besar menjadi kecil tubuhnya," ujar Matalih.

Ketua RW4, Abdul Rosad mengatakan, keputusan memotong babi merupakan hasil dari rembukan warga bersama pengurus lingkungan, aparatur kelurahan, hingga aparat kepolisian. Sejumlah alasan seperti tubuh babi yang kian menyusut hingga banyaknya warga yang datang untuk menonton babi ngepet, sehingga berpotensi terjadi penularan Covid-19.

"Semua sepakat khawatir babi ngepet hilang karena semakin menyusut tubuhnya, sehingga dilakukan pemotongan," ujar Rosad.

Rosad mengungkapkan, pemotongan babi ngepet dilakukan sekitar pukul 12.30 WIB diiringi lantunan ayat suci Al-Qur'an dan salawat bersama warga. Tidak ada perlawanan berarti saat dilakukan pemotongan di bagian leher dari babi ngepet. Hal itu dikarenakan babi ngepet tidak berdaya saat warga menangkap saat akan dipotong.

"Iya sudah dipotong, bagian kepala dan badan dipisah," kata Rosad.

Pada awal hingga selesai pemotongan, tidak ada kejadian janggal yang ditunjukkan babi ngepet. Semua prosesi pemotongan babi ngepet berjalan dengan lancar tanpa kendala.

"Semua berjalan lancar saat pemotongan babi ngepet," ucapnya.

Dikubur Terpisah

Salah seorang warga yang ikut melakukan penguburan, Farhan mengatakan, penguburan babi ngepet dilakukan seperti penguburan hewan lainnya. Penguburan dilakukan tidak seperti penguburan manusia, namun penguburan babi ngepet diletakkan di pemakaman keluarga.

"Tadinya mau dikuburkan di lahan kosong, tapi enggak dapat izin dari warga sehingga dikubur di pemakaman keluarga dekat sini," ujar Farhan.

Sambil menunjukkan kuburan babi ngepet, Farhan mengungkapkan, kuburan babi ngepet dibuatkan satu lubang dengan lebar 40 sentimeter dengan kedalaman 50 sentimeter. Kepala dan badan babi dibungkus menggunakan kain yang digunakan dari hasil penyembelihan dan penangkapan.

"Dikuburnya tidak dimandikan langsung dikubur saja, karena yang dikuburkan berbentuk hewan bukan manusia," terang Farhan.

Saksikan video pilihan berikut ini


Temuan Polisi

Tersangka AI (44), saat menyampaikan permohonan maaf telah membuat rekayasa babi ngepet di Polres Metro Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Satu Lubang Dua Kotak

Saat proses penguburan, dirinya telah membuatkan satu lubang dengan dua kotak. Kotak pertama digunakan untuk meletakkan badan babi, sedangkan kotak kedua digunakan untuk kepala babi. Setelah memasukkan badan babi, dirinya menguruk tanah terlebih dahulu dan setelah itu memasukkan kepala babi.

"Iya badan dan kepala dikuburnya terpisah tapi masih satu lubang, karena dipercaya apabila disatukan babi ngepet tersebut akan hidup kembali," pungkas Farhan.

Rekayasa Ustaz AI

Polisi Polsek Sawangan memeriksa sembilan dari 15 orang yang ikut serta melakukan penangkapan. Ustaz AI yang jadi pemimpin penangkapan turut diperiksa.

"Iya, kami sudah melakukan pemeriksaan sembilan orang sekitar pukul 14.00 WIB hingga 24.00 WIB," ujar Kapolsek Sawangan, AKP Rio Mikael Lumban Tobing, Kamis (29/4/2021).

Setelah memeriksa sembilan orang yang melakukan penangkapan, akhirnya polisi berhasil menemukan benang merah dan menguak babi ngepet merupakan hasil rekayasa. Polisi telah menetapkan satu tersangka, yakni Ustaz AI sebagai otak pembuat rekayasa babi ngepet.

Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar mengatakan, babi ngepet yang menjadi perhatian masyarakat, merupakan sebuah kebohongan yang dilakukan sekelompok warga. Hal itu terungkap usai dilakukan pemeriksaan dan telah mengamankan AI (44) sebagai otak kebohongan.

"Sudah ditetapkan satu tersangka yaitu AI karena mengatur rekayasa,” tegas Imran.

Temuan Polisi

Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar mengimbau, agar warga tidak mudah percaya dengan pemberitaan yang belum tentu kebenarannya atau hoaks. Imbauan ini sengaja disampaikan agar kasus penyebaran hoaks babi ngepet di Depok beberapa hari belakangan tidak terulang.

"Jangan mudah membagikan berita yang belum tentu kebenarannya," kata Imran, dilansir dari Antara, Kamis (29/4/2021).

Imran menegaskan bahwa semua berita tentang babi ngepet selama beberapa hari ini hanya karangan tersangka berinisial AI. Motifnya, pelaku ingin dirinya terkenal di mata masyarakat.

AI bersama enam orang rekannya merangkai cerita tentang babi ngepet. Berawal dari adanya warga yang kehilangan uang sebesar Rp1 juta dan Rp2 juta yang kejadiannya setiap malam Selasa dan malam Sabtu.

Kemudian AI membeli babi hutan, berwarna hitam dari sebuah toko online dengan harga Rp900 ribu dengan ongkos kirim Rp200 ribu.

Menurut keterangan AI, penangkapan diduga babi ngepet tersebut dilakukan oleh warga Kelurahan Bedahan dengan cara telanjang bulat bugil.

Atas cerita AI tersebut, banyak warga setempat penasaran, sehingga ingin menyaksikan secara langsung babi ngepet tersebut yang mengakibatkan terjadinya kerumunan.

"Ternyata ini semua cerita bohong, tidak benar, hanya karangan AI saja," tutur Imran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya