3 Cara Menelusuri Penyebab Anak Mogok Makan

Ahli gizi komunitas, Tan Shot Yen memaparkan langkah untuk mencari tahu penyebab anak mogok makan atau aksi gerakan tutup mulut (GTM).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Jul 2021, 16:02 WIB
Ilustrasi responsive feeding. (AFP Photo/Kazuhiro Nogi)

Liputan6.com, Jakarta Ahli gizi komunitas, Tan Shot Yen menerangkan arti responsive feeding yang perlu diketahui orangtua saat hendak memberi makan anak.

Menurutnya, responsive feeding adalah cara atau kemampuan orangtua dalam merespons anak yang memberikan tanda lapar atau butuh makan, henti makan, dan menolak makan.

Responsive feeding berfokus pada anak dan bagaimana orangtua harus belajar memahami tanda-tanda yang diberikan anak. Dalam prosesnya, orangtua yang menyesuaikan kebutuhan anak perlu sabar karena anak sedang belajar.

“Orangtua perlu tenang, tidak memaksa. Sama seperti efek kekerasan, upaya cekok atau marah dapat meninggalkan trauma,” kata Tan mengutip unggahan Instagram @drtanshotyen, Kamis (15/7/2021).

Simak Video Berikut Ini


Jika Anak Menolak Makan

Jika anak menolak makanan dan malah menangis serta tutup mulut, Tan memberikan beberapa cara untuk mengidentifikasi permasalahannya.

Cara-cara tersebut yakni:

-Cek lagi, fokus masalahnya di anak atau di ibunya.

-Jika fokusnya di anak, maka perlu cari tahu kenapa anak menolak. Anak yang menolak dapat disebabkan berbagai faktor seperti salah tekstur, masih kenyang setelah minum susu atau camilan, mual, dan tumbuh gigi.

-Sesuaikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) dengan kondisi anak, bukan malah anak yang dipaksa untuk menyukai MPASI yang secara teori disebut baik dan benar.


Perubahan Responsive Feeding

Pada dasarnya, anak akan tumbuh dan berkembang, dalam proses tersebut anak akan berubah seiring bertambahnya usia. Maka dari itu, responsive feeding orangtua juga perlu berubah, lanjut Tan.

“Biasakan anak makan hingga fasih dan belajar stimulasi oromotor lebih baik di usia 7-8 bulan.”

Saat anak ingin memegang makanannya di usia 7 sampai 8 bulan maka yang perlu dilakukan orangtua adalah:

-Membiarkannya memegang makanan, tapi tetap didampingi.

-Memastikan cara makannya benar dan aman mulai dari kebersihan tangan hingga membersihkan makanan yang berceceran.

-Memastikan anak makan dimulai dengan makanan lunak seperti pepaya dan pisang agar ia bisa mengunyah dengan gusi. Setelah makanan lunak, perlahan beranjak pada makanan lain seperti apel, pir, dan mentimun yang diiris tipis.

-MPASI tetap disuap agar jumlah makanan yang masuk tetap terjaga dan sesuai kebutuhan.


Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari COVID-19

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya