Pandemi COVID-19, Permintaan Obat Herbal Meningkat

Presiden Direktur Mustika Ratu, Bingar Egidius Situmorang menuturkan, peningkatan penjualan vitamin, multivitamin dan madu terjadi selama masa pandemi COVID-19.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 15 Jul 2021, 17:55 WIB
Ilustrasi teh herbal (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kesehatan saat pandemi COVID-19 menjadi salah satu perhatian masyarakat saat ini. Tak jarang, beragam multivitamin dan penambah imun tubuh diburu agar terhindar dari virus yang menyebabkan COVID-19.

Presiden Direktur Mustika Ratu, Bingar Egidius Situmorang menuturkan, peningkatan penjualan vitamin, multivitamin dan madu terjadi selama masa pandemi COVID-19.

"Pasar domestik di masa pandemi membuat minat masyarakat membeli produk yang meningkatkan daya tahan tubuh naik. Produk yang paling banyak dicari ialah vitamin, multivitamin atau suplemen dan madu," ujar dia secara virtual, Kamis (15/7/2021).

Bingar menyebut bila produk herbal banyak diminati karena menggunakan bahan baku natural dan tidak memiliki efek samping seperti obat pada umumnya.

"Ada peningkatan frekuensi untuk produk kesehatan dan pembelian produk herbal. Alasan utama yang mendorong peningkatan tersebut ialah bahan baku yang digunakan natural dan tak memiliki efek samping," ujarnya.

Tak hanya itu, Indonesia merupakan negara dengan beragam tanaman herbal. Hal ini membuat Indonesia berada di urutan kedua untuk kekayaan keanekaragaman hayati atau biodiversity.

"Indonesia menduduki peringkat kedua untuk biodiversity. Memiliki lebih dari 40 ribu species dengan 30 ribu tanaman yang mengandung khasiat obat. Dengan kekakayaan melimpah ini, lebih dari 90 persen bahan baku trandisonal bisa didapat di Indonesia," tuturnya.

Meski demikian, 90 persen bahan baku obat yang digunakan di Indonesia masih mengandalkan ekspor. "Sementara itu kurang lebih 90 persen bahan baku obat masih impor sehingga kita bergantung pada pihak asing untuk tata laksana dalam negeri," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kinerja Kuartal I 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) membukukan kinerja positif sepanjang kuartal I 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, (19/6/2021), PT Mustika Ratu Tbk mencatat penjualan Rp 88,59 miliar pada kuartal I-2021. Realisasi penjualan itu naik 30 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp 68,09 miliar.

Beban pokok penjualan naik 80,56 persen menjadi Rp 45,63 miliar dari periode kuartal I 2020 sebesar Rp 25,27 miliar. Dengan demikian laba bruto naik 0,33 persen dari Rp 42,82 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 42,96 miliar pada kuartal I 2021.

Perseroan mencatat beban penjualan turun dari Rp 28,57 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 26,29 miliar pada kuartal I 2021. Beban umum dan administrasi susut dari Rp 14,44 miliar menjadi Rp 12,10 miliar pada kuartal I 2021.

Perseroan mencatat pendapatan lain-lain naik menjadi Rp 447,67 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 122,25 miliar.

Laba usaha naik 58,02 persen dari Rp 2,84 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 4,49 miliar pada kuartal I 2021. Perseroan mencatat beban keuangan naik menjadi Rp 1,89 miliar pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,61 miliar.

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 53,50 persen dari Rp 1,24 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,91 miliar pada kuartal I 2021.

Dengan demikian PT Mustika Ratu Tbk mencatat laba per saham dasar naik menjadi Rp 4,48 pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,91.


Total Liabilitas

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Total liabilitas tercatat Rp 217 miliar pada 31 Maret 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 217,37 miliar. Total ekuitas naik menjadi Rp 344,26 miliar pada 31 Maret 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 342,41 miliar.

Total aset tercatat Rp 561,27 miliar pada 31 Maret 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 559,79 miliar. Perseroan kantongi kas sebesar Rp 6,98 miliar pada 31 Maret 2021.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Juni 2021, saham MRAT stagnan di posisi Rp 378. Saham MRAT berada di posisi tertinggi Rp 408 dan terendah Rp 364 per saham. Total frekuensi perdagangan 605 kali dengan nilai transaksi Rp 769,7 juta. Total volume perdagangan 20.152.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya