Balita Terpapar COVID-19 Bisa Alami Gejala Berat hingga Meninggal

Varian virus SARS‑CoV‑2 ini dinilai para dokter dan ahli kesehatan merupakan jenis baru yang berbeda dengan virus yang ada sebelumnya. Lantas, apa yang bisa dilakukan orang tua?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 17 Jul 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Anak Sakit Credit: pexels.com/Deloite

Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya orang lanjut usia, bayi dan balita menjadi kelompok rentan bila terinfeksi COVID-19. Selain karena kekebalan tubuh mereka sedang berkembang, SARS‑CoV‑2 ini dinilai para dokter dan ahli kesehatan merupakan jenis baru yang berbeda dengan virus yang ada sebelumnya.

Seperti disampaikan dr Ellen Wijaya, SpA, respons kekebalan tubuh anak terhadap virus ini berbeda.   Hal ini menyebabkan gejala yang muncul pada anak bisa lebih berat karena mungkin kesehatan anak belum optimal.

"Dewasa sama anak respons tubuhnya berbeda. Kalau reseptor dewasa lebih sensitif terhadap virus baru hingga bisa menyebabkan inflamasi atau dikenal badai sitokin. Pada anak juga bisa lebih berat karena kebanyakan kasus, balita belum mendapat imunisasi sempurna," jelas Ellen dalam Media Discussion RSPI - Serba-serbi Vaksinasi Anak, Kunci Jitu Menjaga Imun Tubuh si Kecil.

Menurut dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Jakarta ini juga, kekebalan tubuh anak di bawah 5 tahun belum matang. Sehingga baiknya orang tua melengkapi minimal imunisasi dasar.

"Kebanyakan yang terpapar virus di bawah 5 tahun karena imunitas belum sempurna, mereka rentan sama virus yang ada bukan cuma COVID-19 saja."

 

Simak Video Berikut Ini:


Imunisasi Dasar

Maka dari itu, imunisasi dasar, lanjut Ellen, amatlah penting. Memang tidak berkaitan langsung dengan infeksi COVID-19, namun jika anak bisa terlindungi dengan imunisasi maka kekebalan dia melawan virus bisa lebih kuat.

"Kalau anaknya enggak pernah vaksin influenza atau PCV misalnya, lalu ada orang yang sakit COVID-19 maka risiko tertular pada anak akan lebih tinggi karena daya tahan tubuh tidak optimal," ujarnya.

"Imunisasi penting untuk mencegah sakit berat, cacat, dan kematian. Lengkapi imunisasi dasar untuk mencegah penyesalan akibat penyakit yang muncul pada anak. Imunisasi selama pandemi sesuai situasidan kondisi dengan protokol kesehatan yang baik," katanya.

 


Daftar jenis imunisasi pada anak

Petugas paramedis menyiapkan peralatan imunisasi saat program BIAS di Kantor Kelurahan Tamansari, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Selama masa pandemi, pemerintah melalui Dinas Kesehatan tetap menggelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 12 tahun 2017, Penyelenggaraan Imunisasi, Imunisasi dikelompokkan menjadi:

- Imunisasi Program

- Imunisasi Rutin

- Imunisasi Dasar (<1 tahun)

- Imunisasi Lanjutan(ulangan imunisasi dasar)

- Imunisasi Tambahan

- Imunisasi Khusus

- Imunisasi Pilihan

Imunisasi dasar dibawah 1 tahun terdiri dari Hepatitis B (usia 0-24 jam), BCG, Polio 1 (usia 1 bulan), DPT-HB-Hib 1, Polio 2 (usia 2 bulan), DPT-HB-Hib2, Polio 2 (usia 3 bulan), DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV (usia 4 bulan), Campak (usia 9 bulan).

Imunisasi lanjutan terdiri dari:

- DPT-HB-Hib (usia 18 bulan) dengan interval 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3- Campak (usia 18 bulan) interval 6 bulan dari campak dosis pertama

- Kelas 1 SD, imunisasi Campak-DT (Agustus-November)- Kelas 2 SD, imunisasi Td (November)- Kelas 5 SD, imunisasi Td (November)


Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19.

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya