Liputan6.com, Riyadh - Peraturan haji 2021 sedikit berbeda tahun ini. Dalam penyelenggaran kegiatan ibadah itu tahun ini, perempuan-perempuan Arab Saudi bakal dilibatkan dalam proses pengamanan.
Salah satu yang bangga akan keteribatan itu adalah Nuha al-Ghamidi. Ia sulit menyembunyikan senyum kebanggaannya saat ditanya kantor berita Associated Press mengenai posisi barunya di Pusat Operasi Keamanan Nasional.
Advertisement
Sebagai personel keamanan, ia bertugas duduk di balik meja sambil menerima panggilan telepon dan memastikan keamanan para pelaku ibadah haji 2021.
"Saya dan keluarga bangga dengan pekerjaan saya di departemen keamanan. Ini juga tercermin dalam panggilan telepon. Banyak warga yang mengucapkan terima kasih dan penghargaan. Mereka juga menyambut kehadiran saya," jelasnya seperti juga dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (16/7/2021).
Melibatkan perempuan dalam menjaga keamanan merupakan salah satu reformasi yang dilakukan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Pangeran muda yang ambisius itu berusaha menggambarkan dirinya sebagai seorang reformis yang liberal, meskipun juga dikenal sebagai tokoh yang suka membungkam dan menahan para aktivis yang telah lama mendorong perubahan-perubahan di negara kerajaan itu.
Tuai Pro Kontra
Keterlibatan perempuan dalam proses pengamanan sebetulnya mengundang reaksi pro dan kontra. Namun rekan kerja al-Ghamidi, yang hanya ingin disebut bernama Riham, mengaku, ia tidak menghadapi masalah di tempat kerjanya, termasuk dari rekan kerja pria.
"Mengenai penerimaan perempuan dalam pekerjaan keamanan, saya tidak melihat ada masalah. Kami bekerja berdampingan dan mereka menyambut, mendukung, dan kooperatif."
Arab Saudi telah menyelesaikan persiapan untuk menerima jemaah haji tahun ini di tengah tindakan pengawasan yang ketat untuk memastikan para peserta haji aman dari virus corona.
Karena pandemi, hanya 60.000 orang yang diperkenankan menjalankan badah haji tahun ini. Mereka semua merupakan penduduk Arab Saudi, meski tidak semuanya berkewarganegaraan Arab Saudi.
Ini adalah tahun kedua pandemi membayangi pelaksanaan ibadah haji. Tahun lalu, negara itu hanya mengizinkan sejumlah kecil Muslim untuk menjalaninya.
Advertisement