Studi Ungkap Satu dari Dua Pasien COVID-19 di RS Alami Komplikasi

Data dari 70 ribu pasien di lebih dari 300 rumah sakit Inggris dikumpulkan untuk penelitian ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2021, 07:05 WIB
Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, London - Hasil studi baru komprehensif yang dirilis pada Jumat (16/7) menyebutkan bahwa satu dari dua orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 terus mengalami komplikasi pada kesehatan mereka. 

Menurut penulis penelitian itu, temuan mereka menunjukkan dampak kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang "mendalam" pada pasien Corona COVID-19 serta pada layanan kesehatan dan perawatan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (16/7/2021).

Data dari 70 ribu pasien di lebih dari 300 rumah sakit Inggris dikumpulkan untuk penelitian ini.

Didapati bahwa komplikasi kesehatan yang paling umum adalah pada ginjal dan paru-paru pasien, tetapi kondisi neurologis dan kardiovaskular juga dilaporkan secara luas.

Tingkat komplikasi tinggi bahkan di kalangan pasien "muda, yang sebelumnya sehat", dengan 27 persen berusia 19-29 tahun dan 37 persen berusia 30-39 tahun mengalami setidaknya satu komplikasi setelah dirawat di rumah sakit karena COVID-19.

Penulis penelitian, yang terbit dalam jurnal medis The Lancet, itu mengatakan situasi ini seharusnya mengingatkan para pembuat kebijakan akan perlunya merencanakan dukungan jangka panjang bagi penyintas COVID-19.


Studi Inggris: Kasus COVID-19 Pertama di China Mungkin Terjadi Oktober 2019

Penumpang yang mengenakan pakaian pelindung berkumpul di luar Stasiun Hankou, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Setelah 11 minggu lockdown, layanan kereta di kota yang menjadi titik awal pandemi virus corona COVID-19 ini kembali beroperasi. (AP Photo/Ng Han Guan)

Sementara itu, sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus yang dapat menjadi penyebab COVID-19 bisa mulai menyebar di China pada awal Oktober 2019 -- dua bulan sebelum kasus pertama diidentifikasi di pusat Kota Wuhan.

Dikutip dari CNA, para peneliti dari Universitas Kent Inggris menggunakan metode dari ilmu konservasi untuk memperkirakan bahwa SARS-CoV-2 pertama kali muncul dari awal Oktober hingga pertengahan November 2019--menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Pathogens.

Mereka memperkirakan tanggal kemunculan virus tersebut paling mungkin terjadi pada 17 November 2019 dan dapat menyebar secara global pada Januari 2020.

Kasus COVID-19 resmi pertama di China terjadi pada Desember 2019 dan dikaitkan dengan pasar makanan laut Huanan di Wuhan.

Akan tetapi, beberapa kasus awal tidak memiliki hubungan yang diketahui dengan Huanan-- yang berarti SARS-CoV-2 sudah beredar sebelum mencapai pasar tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya