Erick Thohir Minta BUMN Sakit untuk Tidak Menyerah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta seluruh BUMN untuk menjalankan transformasi total.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2021, 19:45 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir mengikuti rapat dengar pendapat umum dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta seluruh BUMN untuk menjalankan transformasi total. Langkah ini dilakukan agar BUMN mampu bertahan menghadapi kondisi pasca Covid-19.

Erick Thohir mengatakan, pandemi Covid-19 akan mengubah tatanan. Oleh karena itu BUMN wajib melakukan transformasi total.

"Itu tidak hanya restrukturisasi bisnis model namun juga tetap harus didampingi efisiensi dan tidak kalah pentingnya inovasi bisnis serta juga transformasi human capital," ujar Erick Thohir dikutip dari Antara, Jumat (16/7/2021).

Erick Thohir melanjutkan, beberapa BUMN memang tengah sakit dan berdarah-darah, tetapi hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk menyerah. Menurutnya, BUMN sakit bisa disembuhkan jika ada kemauan dan tentu gotong royong.

"Kita bisa melihat beberapa BUMN yang juga sudah mulai terlihat kesehatannya setelah melakukan restrukturisasi, seperti Krakatau Steel dan PTPN," kata dia. 

Ia bercerita, dengan kerja keras Krakatau Steel sudah bisa mentorehkan pendapatan yang baik. Lalu PTPN juga bisa mengelola cashflow dengan baik. "Terus melakukan terobosan-terobosan tetapi sesuai peta jalan atau roadmap yang disepakati," kata Erick Thohir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kesepakatan Waskita Karya

Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Erick Thohir juga mengapresiasi kesepakatan Waskita Karya dan lima kreditur terkait restrukturisasi utang senilai Rp 19,3 triliun.

Erick berpesan agar kepercayaan dari lima kreditur tersebut tidak disia-siakan. Ia berharap hal ini menjadi katalis untuk memulihkan Waskita Karya secara keuangan maupun bisnis. 

Pemulihan Waskita Karya kini memasuki fase baru setelah lima kreditor, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJB), menyepakati restrukturisasi pinjaman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya