Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang bisnis harus dimulai dengan modal besar. Memanfaatkan berbagai akses saat ini, nyatanya banyak orang yang memulai bisnis dengan "modal minim."
"Modal awal aku itu hanya Rp1 juta. Aku punya modal Rp500 ribu, dan Karlin Rp500 ribu. Carlin Darjanto itu partner aku. Itu pun aku pinjam dari bapakku dan Carlin," ungkap Brand and Marketing Director Cottonink, Ria Sarwono, dalam acara virtual ShopeePay Talk Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta, Jumat, 16 Juli 2021.
Baca Juga
Advertisement
Bisnis itu pun digagas keduanya pada 2008 ketika mereka lulus kuliah. "Uang itu aku gunakan untuk membuat t-shirt putih. Saat itu kebetulan Obama sedang hype banget untuk pemilihan presiden di AS sebagai sosok yang inspiratif," imbuh Ria.
Dari uang itu, Ria berhasil membuat 24 potong kaus. Ia pun menjualnya melalui media sosial, seperti Facebook dan blog. Itulah awal banyak orang kemudian mengenal Cottonink.
"Dalam waktu dua minggu, t-shirt tersebut habis terjual. Kejadian yang tidak aku lupakan adalah saat seseorang memesan kaus yang aku pakai sebanyak 24 pieces. Kaus tersebut bergambar siluet Obama. Seru banget," kenang Ria.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Modal Rp500 Ribu
Hal senada diungkapkan Owner Ayam Goreng Nelongso, Nanang Suherman. Ia juga memulai bisnisnya dengan modal yang tidak besar dan saat ini sudah memiliki 71 gerai di seluruh Indonesia.
"Saya mulai merintis Ayam Goreng Nelongso dengan modal awal hanya Rp500 ribu pada akhir 2013. Bagi saya, kita itu berjalan mengikuti takdir, cuma kita punya pilihan untuk berjalan itu secara maksimal. Dengan modal Rp500 ribu, saya bertekad untuk punya bisnis, ternyata Tuhan memberikan jalan," ujar Nanang.
Saat itu, Nanang hanya punya satu jenis menu. Menu andalannya adalah paket nasi dengan sayap ayam dan sambal yang dijual Rp5 ribu. Sejak awal, Nanang bertekad membuat paket menu murah meriah untuk mahasiswa sebagai target pasar.
"Ayam Goreng Nelongso hingga sekarang selalu konsisten menghadirkan beragam menu terjangkau yang ramah bagi kantong mahasiswa. Selain itu, kami juga menerapkan strategi bisnis yang sesuai untuk menjangkau target pasar kami, seperti mendirikan gerai dekat area kampus, tempat kos," imbuh Nanang yang bercerita sempat berjualan koran.
Advertisement
Meminimalkan Risiko
Untuk mulai bisnis, umumya banyak orang khawatir menghadapi risiko, termasuk takut tidak ada pembeli. Padahal, risiko itu bisa diminimalisir dengan cara membuat bisnis dengan cara hanya menjual sesuai yang dipesan orang saja. Selain itu, pelaku usaha bisa berkolaborasi dengan influencer atau seseorang yang sudah mempunyai audiens.
"Aku punya teman yang berkolaborasi dengan content creator. Dari situ, mereka membuka PO. Ternyata, dalam sehari, seribu produknya berhasil terjual. Itu salah satu cara mengurangi risiko," kata Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech, Fellexandro Ruby.
Dalam kesempatan itu, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, Eka Nilam Dari, mengatakan ShopeePay senantiasa mendukung pertumbuhan dan perkembangan bisnis para mitra usaha. Tak terkecuali bagi mereka yang baru mau memulai kiprah dalam dunia bisnis.
"Kami memahami bahwa modal kerap kali jadi salah satu aspek pertimbangan utama seseorang dalam mulai berbisnis. Padahal, strategi bisnis dan pemilihan target pasar yang tepat dapat menjadi sebuah landasan dasar untuk membangun bisnis yang menghasilkan walau bermodal relatif kecil," ujar Nilam.
Infografis Bisnis Game di Indonesia
Advertisement