Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring lonjakan harga saham BINA yang signifikan.
Sebelumnya BEI sudah menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham BINA di pasar regular dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan pada 9 Juli 2021. Hal tersebut seiring peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Bank Ina Perdana Tbk.
Advertisement
BEI pun meminta penjelasan dengan melayangkan sejumlah pertanyaan mengenai gadai saham hingga aksi korporasi yang akan dilakukan PT Bank Ina Perdana Tbk pada 2021.
BEI menanyakan mengenai akvitas gadai saham atau repo yang dilakukan oleh pemegang saham perseroan. Manajemen PT Bank Ina Perdana Tbk menyatakan tidak mengetahui ada aktivitas gadai saham (repo). Demikian juga perseroan tidak menerima aliran uang bersumber dari gadai saham .
"Perseroan tidak pernah menerima aliran uang yang bersumber dari aktivitas gadai saham (repo) yang dilakukan pemegang saham,” tulis perseroan, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Sabtu (17/7/2021).
Selain itu, perseroan juga tidak mengetahui perihal rencana divestasi atau penjualan saham yang dilakukan pemegang saham utama perseroan. Perseroan juga tidak mengetahui perihal rencana penggantian kepemilikan perseroan dari pemegang saham lama ke pemegang saham baru.
BEI juga menanyakan mengenai faktor-faktor yang dapat menjadi sentimen terkait kenaikan harga saham perseroan. Manajemen PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan, hal itu didorong dari kinerja perseroan yang meningkat dan berkelanjutan dengan dukungan ekosistem yang luas.
"Adanya rencana tindakan korporasi perseroan untuk melakukan rights issue pada semester II 2021 dalam rangka penguatan permodalan dan pengembangan layanan perbankan berbasis digital,” tulis perseroan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham BINA
PT Bank Ina Perdana Tbk menyatakan akan menggelar penawaran umum terbatas III (PUT III) dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar saham dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah rights issue dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Rencana rights issue telah disampaikan ke BEI pada 10 Mei 2021 melalui keterbukaan informasi. PT Bank Ina Perdana telah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Juni 2021.
Mengutip data RTI, sepanjang tahun berjalan 2021, saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) naik 736,96 persen ke posisi Rp 5.775 per saham. Saham BINA berada di level tertinggi Rp 6.175 dan terendah Rp 685 per saham. Total volume perdagangan 644.071.062. Nilai transaksi harian saham Rp 1,3 triiun dengan total frekuensi perdagangan 161.142 kali.
Advertisement