Jelang Idul Adha Pedagang Domba Garut Bermuram Durja

Perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19, memang cukup terasa terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, seiring melemahnya daya beli masyarakat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Jul 2021, 20:00 WIB
Galih, 24 tahun, salah seorang pedagang domba musiman di bilangan Persimpangan Pasir Muncang Garut mengatakan, sejak pandemi Corona datang, tingkat penjualan domba menjelang idul ada turun hingga 70 persen. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Tak seperti biasanya, sudah dua tahun ini terutama sejak pandemi Covid-19, para pedagang domba Garut, Jawa Barat justru murung menghadapi datangnya Iduladha 1442 tahun ini.

Jika sebelumnya kedatangan lebaran haji membawa kabar bahagia, namun sejak virus Corona datang, kondisi itu berubah drastis 180 derajat. Meskipun mereka masih berjualan, namun bayang-bayang rugi besar tidak bisa dihindarkan.

Galih, 24 tahun, salah seorang pedagang domba musiman di bilangan Persimpangan Pasir Muncang Garut mengatakan, sejak pandemi Corona datang, tingkat penjualan domba menjelang Iduladha turun hingga 70 persen.

“Biasanya tiga hari menjelang Iduladha saya sudah menjual sekitar 10 ekor, sekarang baru 3 ekor, itu pun harganya murah,” ujar dia, Sabtu (17/7/2021).

Menggunakan stelan baju sweter hitam, pedagang domba Garut musiman asal Kampung Pasirmuncang itu mengaku pasrah dengan kondisi ekonomi saat ini. “Mau bagaimana mana lagi, biasanya ceria sekarang mah murung,” kata dia.

Penurutnya, perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19, memang cukup terasa terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, seiring melemahnya daya beli masyarakat.

“Mungkin orang mikirnya daripada beli domba mending dipake dulu untuk kebutuhan sehari-hari,” kata dia.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Banting Harga

Para pedagang domba Garut musiman tengah menjajakan hewan kurbannya yang akan digunakan dalam pelaksanaan idul adha 1442 tahun ini. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Hal senada disampaikan Gilang, 24 tahun, pedagang domba musiman lainnya. Menurutnya, selain penurunan penjualan, harga jual domba pun akhirnya ikut diturunkan sehingga mengurangi laba.

“Daripada dibawa lagi ke kandang, kerugian lebih besar sebab kami harus kembali mengurusnya,” ujar dia.

Ia mencontohkan domba ukuran 30 kilogram yang biasanya dijual dengan harga Rp4 juta, kali ini hanya dihargai Rp3,5 juta, begitu pun ukuran yang lainnya.

“Ada penurunan sekitar Rp 300- 500 ribu setiap domba,” kata dia.

Untuk musim Idul Adha tahun ini, ia bersama pedagang domba musiman lainnya telah menyediakan sekitar 50 ekor siap jual. Namun dengan kondisi ekonomi saat ini, ia belum memprediksi berapa total domba laku terjual.

“Tahun lalu saya masih bisa menjual sekitar 24 ekor, gak tahu tahun ini,” ujar dia.

Rata-rata harga domba yang ia jual berkisara antara Rp3 juta – Rp6 juta sesuai dengan bobot tubuh domba. “Kalau soal harga kami bisa ego, tergantung kebutuhan dan kemampuan keuangan dari konsumen,” ujarnya.

Meski begitu, kedua pedagang kembar tersebut, berharap ada keajaiban datang saat Iduladha, termasuk hari tasrik atau tiga hari setelah lebaran haji tersebut berlalu.

“Mudah-mudahan saja ada yang beli banyak, namanya juga jualan,” kata dia.

Bahkan adanya pemberlakuan PPKM Darurat Covid-19, kedunya berharap agar pemerintah memperhatikan nasib para pedagang ternak saat musim Idul Adha seperti saat ini.

“Mohon bapak bupati belilah domba kami, siapa tahu bapak mau berkurban menggunakan domba,” ujar dia berharap.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya