Liputan6.com, Jakarta Untuk memulihkan tubuh yang sedang lelah, maka kita harus beristirahat dan tidur. Meskipun tidur adalah aktivitas yang menyenangkan bagi sebagian orang, namun tetap ada anjuran waktu tidur untuk orang dewasa setiap harinya. Jika terlalu lama tidur tentu akan mengganggu waktu produktivitas.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sehari, orang dewasa dianjurkan untuk tidur 7-9 jam di malam hari. Namun, hal ini tidak bisa dipraktekan oleh Purkharam, pria asal India. Ia didiagnosis mengidap penyakit langka sehingga membuatnya tertidur selama 20-25 hari setiap bulanya.
Penyakit langka ini dinamakan Axis Hypersomnia dan Purkharam telah mengidap penyakit ini selama kurang lebih 23 tahun. Penyakit ini pun mengubah gaya hidup pria berusia 42 tahun ini.
Seperti apakah kisahnya? Berikut ulasan selengkapnya dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Sabtu (17/7/2021).
Tidur 300 Hari Setahun
Akibat penyakit yang dideritanya ini, Purkharam pun terpaksa harus tidur selama 20-25 hari perbulan atau 300 hari selama setahun. Kelainannya ini benar-benar membuatnya sulit untuk terjaga.
Purkharam pertama kali didiagnosis karena penyakit ini ketika usianya 19 tahun. Kini, sudah genap 23 tahun ia mengidap penyakit ini dan membuat gaya hidupnya benar-benar berubah.
Kondisi medis tersebut bahkan telah mempengaruhi hidupnya hingga anggota keluarganya harus memandikan dan memberinya makan saat ia sedang tidur.
Untuk menghidupi dirinya, pria berusia 42 tahun ini membuka toko kelontong. Namun, tokohnya hanya bisa buka selama 5 hari dalam sebulan. Hal ini dikarenakan ia terus tertidur ketika sedang bekerja.
Advertisement
Mengenal Hipersomnia
Seperti yang telah disebutkan di atas, kondisi yang dialami oleh Purkharam ini adalah hipersomnia. Kondisi ini merupakan kebalikan dari insomnia dimana pengidapnya terus mengalami kantuk di siang hari. Sehingga mereka pun membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang dibandingkan manusia normal pada umumnya.
Mereka dengan kondisi ini juga dapat tidur untuk waktu yang lama di malam hari. Menurut Medical News Today, orang yang menderita gangguan ini mungkin juga mengalami kesulitan bangun, bahkan jika mereka memasang alarm.
Orang yang menderita hipersomnia mungkin memerlukan terapi perilaku serta obat-obatan untuk tetap terjaga. Faktanya, tanpa perawatan medis yang tepat, kondisi ini dapat secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.