Resensi Film I: Bangkitnya Petrus Alias Penembak Misterius, Bermodal Ego Besar dan Dendam Masa Lalu

Sineas Anggy Umbara merilis film trilogi I Will Survive. Film I menempatkan Omar Daniel sebagai pemeran utama. Berikut resensi film I.

oleh Wayan Diananto diperbarui 18 Jul 2021, 14:30 WIB
Poster film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Liputan6.com, Jakarta I adalah judul film. Singkat memang, hanya satu huruf. Film I bagian dari trilogi I Will Survive yang disutradarai Anggy Umbara untuk platform streaming KlikFilm. Film I dibintangi Omar Daniel.

Sementara Morgan Oey memimpin cerita Will. Survive menempatkan Onadio Leonardo sebagai pemeran utama. Cerita ketiga film ini tak saling mengikat tapi karakter utamanya punya koneksi.

Dirilis serempak pada 16 Juli 2021, Anda tak harus menyaksikan I dulu, baru Will, lalu Survive. Anda bebas memilih film mana yang mau ditonton duluan. Berikut adalah resensi film I. Selamat menyimak.

 


Darah Sanjaya Mendidih

Omar Daniel sebagai Sanjaya dalam film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Darah Sanjaya (Omar Daniel) mendidih kala polisi (Emil Kusumo) mengaku belum bisa menemukan dalang penculikan istrinya, Mila (Amanda Rigby). Padahal, sudah enam bulan berlalu sejak istrinya menghilang.

Diduga, Mila diculik, mengingat ada bekas pembobolan di pintu rumah mereka. Hari-hari tanpa istri terasa anyep. Setiap berkunjung ke rumah ayah (Arswendy Beningswara) dan makan malam bersama, kursi di samping Sanjaya kosong. Suatu hari, polisi menemukan petunjuk baru.

Sayang, ini bukan petunjuk yang diharapkan Sanjaya. Mila ditemukan dalam kondisi menjadi jenazah yang tak utuh. Dibakar amarah, dendam, dan kecewa, Sanjaya mempertanyakan mengapa tragedi ini menimpa keluarga kecilnya? Ke mana perginya keadilan?


Ego Yang Dipelihara

Onadio Leonardo sebagai Dani dalam film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Setelah itu, rekan-rekan sekantor Sanjaya termasuk Dani (Onadio Leonardo) membahas pembegalan dan ragam kejahatan lain yang belakangan meningkat. Sanjaya menempuh jalan pintas untuk menuntut keadilan versinya. Ia menjelma petrus alias penembak misterius.

I dalam bahasa Indonesia artinya aku, simbol ego yang dipelihara dan dipupuk dengan banyak faktor. I adalah cerminan ego karakter utamanya, Sanjaya, yang mencoba membalik keadaan dari korban menjadi dalang.

Membalik keadaan butuh faktor pemicu, proses, dan perubahan. Perkara hasil akhirnya sedahsyat atau segawat apa, itu bisa dipikirkan nanti. Anggy menyediakan semua faktor pemicu untuk “memelihara” ego Sanjaya dari kucing di fase awal menjadi singa di paruh kedua.

 


Kehilangan Istri

Sanjaya berkalang duka dalam film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Faktor pemicu pertama dan utama, tentu saja kehilangan istri. Inilah titik balik yang membuat Sanjaya jadi punya alasan. Pemicu internal lain, apesnya datang dari kehilangan di masa lalu.

Ini ada sangkut pautnya dengan kondisi keluarga yang tidak utuh sejak lama. Faktor eksternal, yang tak perlu dicari sudah datang dengan sendirinya, yakni kondisi kantor dan berita kejahatan yang berseliweran di televisi.

Semua ini memuluskan transformasi sang tokoh utama. Omar Daniel cukup berhasil membawakan proses transformasi Sanjaya, dari sebatas oposisi bagi kepala keluarga, pembela bagi diri sendiri, hingga mencoba membela orang lain yang tak dikenalnya.


Transformasi Seorang Pemberontak

Sanjaya dan senjata apinya dalam film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Dari pemberontak di level keluarga menjadi pemberontak terhadap keadaan, lalu menjadi pemimpin bagi sebuah pemberontakan dalam sistem. Dan… penyakit yang lazim menjangkiti para pemberontak saat merasa berhasil: kebablasan.

Ini terbaca oleh karakter pendukung, yakni ayah Sanjaya, yang menilai putranya tak lagi mencari keadilan melainkan kepuasan. Dari sinilah sinyal bahaya menyala dan coba dicarikan solusi.

Omar tampil meyakinkan tanpa lupa memberi ruang bagi penonton untuk berempati dan memahami kejiwaannya yang diguncang dari sana-sini. Arswendy Beningswara mampu mengimbangi beban berat yang disangga tokoh utama.


Membaca Keadaan

Arswendy Beningswara sebagai ayah Sanjaya dalam film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Sesekali, emosi sang ayah melandai untuk memuaskan ego anaknya. Namun, ia terus membaca keadaan hingga menemukan “koordinat” yang tepat untuk bersikap tegas. 

I terasa lebih grande dalam pengemasan mengingat, alur ceritanya memungkinkan penonton melihat banyak tempat. Tak hanya situ dan situ lagi seperti film platform streaming pada umumnya.

Hanya, ada beberapa detail yang tak tergarap dengan rapi. Misalnya, soal aplikasi untuk melacak data pribadi yang hendak dijadikan target. Kita tak pernah melihat bagaimana peranti krusial ini bekerja.


Bahaya Telah Dekat

Salah satu adegan film I. (Foto: Dok. KlikFilm Productions)

Konsekuensi logis dari bocornya data yang lalu dihapus, disajikan dalam dialog. Akan lebih dahsyat jika disajikan dalam adegan, agar penonton mendapat gambaran detail dari efek samping memanjakan ego tokoh utama.

Meski demikian, Anggy Umbara berhasil membangun I jadi film dengan tensi menanjak. Babak ketiga film ini mendebarkan. Kita tak bisa 100 persen berempati pada tokoh utama. Namun saat bahaya yang sesungguhnya telah dekat, mau tak mau kita berharap pada Sanjaya.

Berhasil memberi babak akhir yang bikin jantung dag-dig-dug, I awal yang baik bagi Omar Daniel di industri film. Kelak, saat pandemi berakhir, ia layak mendapat kesempatan kedua dan seterusnya untuk menjadi pemeran utama. Sebagai penyegar sekaligus penggerak regenerasi keaktoran.

 

 

 

Pemain: Omar Daniel, Amanda Rigby, Onadio Leonardo, Arswendy Beningswara, Emil Kusumo, Anggika Bolsterli

Produser: Agung Haryanto

Sutradara: Anggy Umbara

Penulis: Anggy Umbara

Produksi: KlikFilm Productions, Umbara Brothers Films,

Durasi: 1 jam, 26 menit

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya