Batasi Pajanan COVID-19, Dokter Fokus Kerja pada Satu Lokasi Saja

Batasi pajanan dari COVID-19, dokter dapat fokus bekerja pada satu lokasi saja.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Jul 2021, 10:07 WIB
Petugas mengevakuasi pasien COVID-19 untuk menjalani perawatan di dalam tenda darurat di RSUD Kota Bekasi, Jumat (25/06/2021). Puluhan pasien covid-19 saat ini dirawat dalam tenda darurat karena keterisian tempat tidur yang penuh akibat lonjakan kasus. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Upaya membatasi pajanan dari COVID-19, Ketua Dewan Penasihat Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Menaldi Rasmin mengemukakan, dokter dapat fokus bekerja pada satu lokasi saja.

Artinya, mereka tidak berpindah-pindah lokasi dalam merawat pasien COVID-19. Mereka juga tidak perlu bekerja di tempat lain.

"Setiap kawasan, seperti berikat, yakni industri Pulogadung atau Tanjung Priok kan ada Rumah Sakit Lapangan. Di sanalah, pasien-pasien dengan kondisi sedang dirawat," terang Menaldi saat diskusi Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Resiko Mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan pada Minggu, 18 Juli 2021.

"Nah, dokter di kawasan itu bekerja di situ saja. Tidak perlu bekerja ke tempat yang lain lagi. Kita batasi pajanan dokter dari banyaknya varian virus Corona yang ada sekarang."

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Dokter Hadapi Satu Varian Virus Corona

Paramedis menyisir rambut pasien COVID-19 di Ruang ICU RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD Kota Bogor saat ini mencapai 73 persen. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menaldi Rasmin menambahkan, sebaiknya dokter tidak ditempatkan berhadapan dengan kelompok varian virus Corona variatif. Memang tak dapat dimungkiri, berbagai varian virus Corona, seperti Alpha, Beta, dan Delta menyebar di Tanah Air.

"Ternyata varian virus Corona bervariasi, tergantung dari etnis dan sebagainya. Artinya, dokter kita berhadapan dengan varian-varian dari berbagai etnis orang," tambahnya.

"Maka, dokter itu kita tempatkan pada tidak berhadapan dengan kelompok variatif variannya. Kalau dia akan berhadapan dengan varian Delta, ya Delta saja."

Cara tersebut, menurut Menaldi, dokter tersebut tidak harus menjadi korban akibat COVID-19.

"Karena dia masih dibutuhkan untuk membantu masyarakat sekitarnya. Kalau enggak ada dokter, masyarakat tumpah-ruah ke rumah sakit, dokter yang merawat ya ikut tumbang juga," lanjutnya.


Infografis Seberapa Bahaya Varian Lambda?

Infografis Seberapa Bahaya Varian Lambda? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya