Survei LSI: Banyak Masyarakat Enggan Vaksin Covid-19 karena Takut Efek Samping

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan, masih banyak masyarakat yang mengaku enggan untuk divaksin Covid-19.

oleh Yopi Makdori diperbarui 18 Jul 2021, 18:48 WIB
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak dengan batasan usia 12-15 tahun. (AFP/Luis Acosta)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei bertajuk "Sikap Publik terhadap Vaksin dan Program Vaksinasi Pemerintah" pada Minggu (18/7/2021).

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang mengaku enggan divaksinasi Covid-19.

"Dari 80 persen (masyarakat yang belum divaksin) masih banyak yang tidak bersedia untuk divaksin. Masih 36 persenan, hampir 40 persen," ucap Djayadi.

Adapun alasan mereka yang masih enggan divaksinasi Covid-19, menurut Djayadi, adalah karena sebagian besar takut terhadap efek samping vaksin itu sendiri.

Di samping itu juga, kata dia, alasan terbanyak kedua adalah mereka menganggap vaksin tidak efektif mencegah penularan Covid-19.

"Atau merasa badannya sehat-sehat saja, jadi tidak perlu vaksin. Itu tiga alasan terbesar. Di luar itu ada yang mempersoalkan atau meragukan kehalalannya, ada yang merasa takut akan membayar untuk memperoleh vaksin itu," papar Djayadi.

Mengacu pada temuan survei LSI, baru sekitar 17 persen masyarakat saja yang sudah divaksin, baik yang baru dosis satu maupun sudah vaksin dosis lengkap.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Survei LSI

Petugas medis memeriksa kondisi kesehatan warga sebelum disuntik vaksin COVID-19 di Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). Vaksinasi tersebut menargetkan 1.000 masyarakat Jakarta berusia 18 tahun ke atas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Djayadi mengatakan, survei itu dilakukan pada 20-25 Juni 2021 dengan mewawancarai responden melalui telepon.

Responden, kata Djayadi adalah mereka yang telah terpilih secara acak berdasarkan survei nasional yang dilakukan LSI sejak tiga tahun terakhir.

"Ada 7.477 responden yang kami telepon dan yang berhasil diwawancarai itu ada 1.200 responden," terang dia.

Ia memastikan bahwa sampel survei terdistribusikan secara proporsional mulai dari segi gender, wilayah, usia, agama, dan juga etnis.

"Mungkin ada beberapa yang kurang proporsional karena survei melalui telepon misalnya soal tingkat pendidikan dan lainnya. Tapi secara umum sampel ini menggambarkan karakteristik populasi secara nasional," pungkas Djayadi.


Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19

Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya