5 Hari Jelang Olimpiade Tokyo Dimulai, Sejumlah Atlet Positif COVID-19

Asosiasi Sepak Bola Afrika Selatan mengkonfirmasi Thabiso Monyane dan Kamohelo Mahlatsi sebagai altet dengan kasus positif COVID-19 mereka.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Jul 2021, 13:32 WIB
Komuter duduk di dalam bus menjelang Olimpiade Musim Panas 2020, di Tokyo pada 16 Juli 2021. Di bawah protokol yang ketat, satu-satunya cara untuk melihat sekilas ibu kota adalah dari kendaraan yang mengantar para tamu dari perkampungan atlet atau hotel ke venue. (AP Photo/Jae CHong)

Liputan6.com, Tokyo - Dua pemain sepak bola asal Afrika Selatan menjadi altet pertama yang positif terkena COVID-19 di athletes' village, Tokyo, Jepang -- lima hari sebelum Olimpiade dimulai.

Sementara itu, enam atlet dan dua staf dari tim atletik Inggris Raya melakukan karantina mandiri diri setelah diidentifikasi melakukan kontak dengan seseorang yang positif COVID-19 setelah kedatangan mereka ke Olimpiade Tokyo pada 16 Juli 2021.

Asosiasi Sepak Bola Afrika Selatan mengonfirmasi Thabiso Monyane dan Kamohelo Mahlatsi sebagai altet dengan kasus positif COVID-19 mereka, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (19/7/2021).

Analis video tim sepak bola Afrika Selatan Mario Masha juga dinyatakan positif COVID-19 pada Sabtu 17 Juli dan tim tersebut dikarantina sambil menunggu hasil tes lebih lanjut. "Kami memiliki tiga kasus positif COVID-19 di kamp, dua pemain dan seorang ofisial," kata manajer tim Afrika Selatan Mxolisi Sibam.

"Ada pemeriksaan harian yang meliputi pemeriksaan suhu dan air liur, Masha dan Monyane melaporkan suhu tinggi dan tes air liur positif dan kemudian dibawa untuk melakukan tes hidung dan sayangnya mereka dinyatakan positif COVID-19 melalui tes itu."

Pelatih rugby Sevens Afrika Selatan Neil Powell juga dinyatakan positif COVID-19 pada Minggu (18/7), saat tiba di Jepang dan sekarang mengasingkan diri di Kagoshima, tempat skuat ditempatkan untuk kamp pelatihan pra-Pertandingan.

Secara total, penyelenggara pada Minggu 18 Juli melaporkan 10 kasus baru yang terkait dengan Olimpiade termasuk media, kontraktor, dan personel lainnya. Sementara ada 15 kasus pada Sabtu 17 Juli.

Tingkat infeksi COVID-19 meningkat di antara populasi umum Tokyo, melampaui 1.000 kasus baru selama empat hari berturut-turut. Jajak pendapat menunjukkan banyak orang Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade dengan masuknya pengunjung luar yang bisa membawa masuk COVID-19.

Juru bicara Olimpiade Tokyo 2020 Masa Takaya mengatakan, ketiga kasus itu berasal dari "negara dan olahraga yang sama". Mereka "terisolasi di kamar mereka dan penyelenggara Tokyo 2020 mengantarkan makanan kepada mereka." katanya, menambahkan bahwa anggota tim lainnya -- yang belum diidentifikasi -- juga telah diuji.

 


Inggris Konfirmasi 8 Orang dari Timnya Kontak dengan COVID-19

Cakrawala Tokyo terlihat melalui jendela bus dari Rainbow Bridge menjelang Olimpiade Tokyo 2020 pada 14 Juli 2021. Di bawah protokol yang ketat, satu-satunya cara untuk melihat sekilas ibu kota adalah dari kendaraan yang mengantar para tamu dari desa atlet atau hotel ke venue. (AP Photo/Jae CHong)

Asosiasi Olimpiade Inggris (BOA) mengatakan, enam atlet dan dua anggota staf dari tim atletik diidentifikasi melakukan kontak dekat dengan seorang individu yang bukan dari delegasi Tim GB di Tokyo.

Kelompok tersebut berada dalam isolasi mandiri di kamar mereka di kamp persiapan asosiasi, setelah semuanya dinyatakan negatif pada saat kedatangan di Jepang, dan di bawah pengawasan tim medis Tim GB, yang dipimpin oleh kepala petugas medis Dr Niall Elliott.

"Ini adalah berita yang mengecewakan bagi para atlet dan staf, tetapi kami benar-benar menghormati protokol yang berlaku," kata chef de mission Tim GB Mark England.

Menanggapi kabar tersebut, atlet Inggris Taylor Campbell, yang akan bertanding mengatakan kasus seperti ini "tidak bisa dihindari".

"Saya sedang dalam penerbangan sekarang dengan anggota Inggris Raya dan kami bercampur menggunakan pesawat yang sama di antara publik lain," demikian bunyi cuitannya di Twitter.

Berbicara pada hari Sabtu, kepala Olimpiade Seiko Hashimoto mengatakan: "Atlet yang datang ke Jepang mungkin sangat khawatir. Saya mengerti itu."

"Kami melakukan segalanya untuk mencegah wabah COVID-19. Jika kami berakhir untuk memastikan kami memiliki rencana untuk merespons insiden ini."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya