Liputan6.com, Jakarta - Indonesia disebut sebagai episentrum Covid-19 di Asia. Sebutan ini karena jumlah penambahan kasus harian yang terus mencetak rekor dan bahkan melebihi India.
Ekonom Indef Eko Listiyanto mengatakan, sebutan Indonesia sebagai episentrum Covid-19 di Asia akan mempengaruhi ekonomi nasional. Langkah-langkah pemulihan ekonomi akan sangat terganggu dengan sebutan tersebut.
Advertisement
"Tadinya trennya ini mau pulih, kalau sekarang ini yang terjadi, dampaknya ke target pemulihan ekonomi bisa tidak tercapai," kata Eko saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (19/7/2021).
Ekonomi Indonesia sudah memperlihatkan perbaikan sejak akhir 2020. Beberapa di antaranya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang sudah di atas 100 dan PMI manufaktur yang sudah mengarah pada pemulihan.
Namun dengan adanya gelombang baru penyebaran Covid-19 terjadi di Indonesia maka kembali diberlakukan berbagai pembatasan. Hal ini tentu saja akan sangat mempengaruhi pemulihan ekonomi tersebut.
Eko pun melihat target pertumbuhan ekonomi nasional di 2021 meskipun sudah direvisi tetap tidak akan tercapai. Untuk diketahui, pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,7 persen - 4,5 persen di akhir 2021.
Pengendalian kasus varian delta menjadi tantangan yang harus dipecahkan pemerintah. Eko menuturkan, India berhasil mengendalikan kasus dalam waktu 2 bulan dengan tingkat pelacakan yang lebih bagus dari Indonesia.
Selain itu India juga menerapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) dalam beberapa waktu untuk menekan penyebaran varian delta.
Bila pengendalian kasus di Indonesia tidak lebih baik dari India, dia menilai akan memupus berbagai pencapaian pada semester I-2021. Sebab waktu untuk bangkit dari pelemahan ekonomi semakin singkat.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Media Jepang: Indonesia Geser India Sebagai Episentrum COVID-19
Media Jepang Nikkei Asia menulis bahwa Indonesia menggeser India sebagai episentrum COVID-19 di Asia. Sebutan ini karena jumlah kasus harian di Indonesia mengalahkan India.
kasus Indonesia mencapai 47 ribu kasus pada Selasa 12 Juli 2021. Sementara kasus harian India sejumlah 32 ribu. Hal itu dinilai meresahkan karena kasus harian di Indonesia lebih banyak meski penduduknya hanya seperlima India.
"Angka-angka tersebut belum termasuk catatan buruk Indonesia dalam testing dan tracing. Positivity rate negara Asia Tenggara itu -- persentase infeksi yang terkonfirmasi vs orang yang dites -- telah mencapai 30 persen selama sepekan terakhir, sementara angka di India adalah 2 persen," tulis Nikkei Asia pada artikel "Indonesia overtakes India to become Asia's COVID epicenter," dikutip Rabu (14/7/2021).
Advertisement