Liputan6.com, Jakarta - Dalam mengembangkan mobil listrik di dunia otomotif, pabrikan asal Jepang, Honda, mengumumkan tengah mencari mitra baru. Hal ini dikatakan oleh CEO Honda, Toshihiro Mibe, agar dalam mengembangan mobil listrik, biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien.
Melansir Reuters, menurut Toshihiro Mibe jika dengan beraliansi bisa mencapai hasil yang lebih cepat, maka hal tersebut bukan sebuah pantangan untuk bermitra dengan sesama pabrikan otomotif. Asalkan, apa yang akan menjadi tujuan tersebut dapat tercapai.
Advertisement
"Jika melalui aliansi Honda dapat mencapai lebih awal apa yang seharusnya menjadi tujuan, maka kami akan bersedia untuk membentuk aliansi," jelas Toshihiro Mibe.
Bersama General Motors, Honda, nantinya akan memperkenalkan dua model mobil listrik berukuran besar yang bisa dikembangkan bersama di Amerika Utara. Dalam hal ini, mobil listrik dari Honda akan menggunakan baterai lithium dari GM.
Dengan mencari aliansi baru tersebut, Honda, sudah menargetkan bahwa mereka akan meningkatkan rasio mobil listrik dan fuel-cell vehicle (FCV) menjadi 100 persen pada 2040.
Honda Juga Sasar Segmen Lain
Sejalan dengan target tersebut, maka Honda sudah berniat untuk tidak lagi memasarkan mobil dengan mesin konvensional.
"(Dengan) membangun aliansi akan menjadi arahan besar dalam hal peningkatan jumlah kendaraan listrik, mengingat elektrifikasi saat ini tidak layak secara komersial," tambah Toshihiro Mibe.
Meski secara perhitungan dasar menurut Mibe mobil listrik kurang menguntungkan lantaran harga yang ditawarkan cukup mahal, namun ia berharap nantinya seiring bertambahnya populasi mobil listrik, dapat memberikan efisiensi dari segi harga.
Selain fokus pada mobil listrik, Honda, juga sudah menentukan jalan lain di mana pihaknya sudah menempuh segmen lain seperti memanfaatkan teknologi hidrogen dan sistem sel bahan bakar dengan memperluas jajaran model Fuel Cell Vehicle serta menggunakan sistem sel bahan bakar sebagai sumber dayanya.
Advertisement
