Liputan6.com, Jakarta PermataBank bekerja sama dengan Contour yang merupakan perusahaan penyedia platform teknologi internasional berbasis blockchain dan telah menjadi mitra beberapa bank terkemuka di dunia.
Maka, PermataBank menjadi bank pertama di Indonesia yang melayani transaksi trade finance dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Langkah ini kembali mengokohkan PermataBank sebagai bank terdepan yang menjawab kebutuhan nasabah melalui digitalisasi berbagai layanannya.
Advertisement
Direktur Wholesale Banking PermataBank Darwin Wibowo, mengatakan PermataBank selalu berupaya menghadirkan inovasi yang simple, fast, dan reliable kepada para nasabah. Penerapan teknologi blockchain dalam transaksi trade finance merupakan upaya PermataBank merespon transformasi digital yang berkembang cepat.
“Dan juga komitmen kami untuk membantu pelaku usaha dan korporasi dalam mengakselerasi pengembangan bisnis mereka. Kami pun bangga dapat bekerja sama dengan Contour, penyedia teknologi blockchain terkemuka di dunia dalam peluncuran perdana blockchain bagi sektor perbankan di Indonesia,” kata Darwin dalam keterangan resminya, Senin (19/7/2021).
Dia menjelaskan, penggunaan teknologi blockchain merupakan dukungan PermataBank terhadap upaya Bank Indonesia dalam menavigasi sistem pembayaran nasional yang memanfaatkan inovasi teknologi secara optimal dan bertransformasi digital secara end to end.
Teknologi blockchain menggunakan konsep distributed ledger yang memungkinkan data terdistribusi pada setiap titik yang terhubung di dalamnya dengan efisien dan akuntabel, sehingga semua pihak di dalam blockchain dapat melakukan pertukaran data secara real time.
saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lebih Mudah
Pemanfaatan blockchain untuk trade finance akan menciptakan proses transaksi perdagangan global yang lebih mudah, efisien, dan aman, termasuk untuk kebutuhan penerbitan letter of credit (L/C).
“Implementasi blockchain untuk trade merupakan angin segar dalam proses transaksi perdagangan, baik perdagangan domestik maupun perdagangan internasional (ekspor-impor),” ujarnya.
Disamping itu, transaksi trade finance konvensional selama ini kerap dianggap rumit, tidak efisien, dan cenderung membutuhkan waktu yang lama. Kondisi ini diperparah oleh pandemi COVID-19 yang berdampak pada pembatasan wilayah dan aktivitas, membuat berbagai prosedur dalam transaksi juga menjadi terhambat.
“Utilisasi blockchain dalam trade akan menghemat waktu transaksi, meminimalkan risiko fraud, serta menyederhanakan proses kompleks yang selama ini menjadi tantangan dalam trade konvensional,” jelasnya.
Selain itu, teknologi blockchain akan memperluas jangkauan layanan PermataBank dan sekaligus memberikan kemudahan bagi nasabah Trade Finance untuk dapat bertransaksi tanpa harus datang ke cabang PermataBank.
Advertisement