Harga Minyak Dunia Turun, Bagaimana Harga BBM?

Penyebaran Covid-19 varian delta ditengarai menjadi penyebab merosotnya harga minyak dunia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Jul 2021, 17:30 WIB
Petugas SPBU melayani pengisian BBM di SPBU Jakarta, Minggu (10/2). Harga Dex diturunkan dari Rp 11.750 menjadi Rp 11.700 per liter. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta Penyebaran Covid-19 varian delta ditengarai menjadi penyebab merosotnya harga minyak dunia. Meski begitu kondisi tersebut belum mempengaruhi harga BBM.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, harga minyak dunia sudah sedikit mengalami penurunan di level USD 73.59 per barel, untuk pengiriman bulan September yang diperdagangkan pada hari Jumat 16 Juli 2021.

Penurunan harga minyak disebabkan mulai meningkatkan kasus covid-19 varian delta yang di khawatirkan akan melemahkan permintaan minyak global karena kemungkinan terjadinya penguncian di beberapa negara.

"Selain itu, belum tercapainya kesepakatan antara UEA dengan Arab Saudi terkait dengan rencana peningkatan produksi anggota OPEC+ menjadi pemicu melemahnya harga minyak dunia," kata Mamit, di Jakarta, Senin (19/7/2021).

Meski harga minyak mengalami penurunan, kondisi tersebut belum bisa mempengaruhi penurunan harga BBM. Pasalnya, kenaikan harga minyak dunia diiringi dengan kenaikan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price /ICP) sepanjang 2021 masih meperngaruhi harga BBM. Pasalnya, kenaikan harga minyak juga terjadi pada harga MOPS ataupun Argus yang merupakan harga acuan dalam menentukan BBM yang beredar di tanah air.

Jika melihat rata-rata MOPS MOGAS 92 untuk tiga bulan terakhir, yaitu April 2021 sebesar USD 71.7, Mei USD 74.32 dan Juni 2021 adalah USD 78.85, sehingga rata-rata 3 bulan terakhir adalah USD 74.95 per barel.

Belum lagi ditambah biaya pendaratan sebesar USD 2 per barel maka harga dasar Pertamax adalah USD 76.95. Dengan menggunakan kurs rata-rata tiga bulan terakhir adalah Rp 14.400 per USD, maka harga dasar Pertamax perliter adalah sebesar Rp 6.969.

Harga dasar tersebut ditambah dengan konstanta sebesar Rp 1.800 dan margin 10 persen maka harga sebelum pajak adalah sebesar Rp 9.646 per liter. Jika ditambah dengan PPN dan PBBKB maka harga Pertamax seharusnya adalah sebesar Rp 11.093 dibulatkan menjadi Rp 11.100.

"Jika mengacu kepada harga BBM Pertamax saat ini Rp 9 ribu per liter, maka Pertamina sudah mengalami kerugian sebesar Rp 2.100 per liternya," tutur Mamit.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertalite

Pengendara mengisi BBM di SPBU Jakarta, Minggu (10/2). Hari ini BBM kembali diturunkan Pertamina adapun penurunan harga BBM ini, untuk wilayah Jabodetabek, harga Pertamax Turbo diturunkan dari Rp 12.000 jadi Rp 11.200 per liter.(Liputan6.com/AnggaYuniar)

Begitu juga untuk jenis Pertalite, jika mengacu kepada harga MOPS MOGAS 92 bulan untuk 3 bulan terakhir, dengan formula sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 62 Tahun 2021, dimana untuk RON 90 formulanya adalah 99,21 persen dari MOPS Mogas 92, maka seharusnya harga Pertalite adalah Rp 11.000 perliter, sedangkan saat ini Pertamina menjual dengan harga Rp 7.650 dimana ada selisih kekurangan sebesar Rp 3.350 per liternya.

"Kondisi ini jelas memberatkan bagi Pertamina, ditengah pandemi covid19 yang masih belum selesai di Indonesia. Pembatasan mobilitas masyarakat berpengaruh terhadap penjualan BBM milik Pertamina jika pembatasan ini akan berlangsung cukup lama," tutupnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya