Liputan6.com, Jakarta - Daging nyatanya jadi makanan pokok dalam banyak diet. Sajian ini enak, memuaskan, dan merupakan sumber protein berkualitas tinggi, serta mengandung nutrisi penting lain yang sangat baik untuk tubuh.
Namun, metode memasak yang berbeda dapat memengaruhi kualitas dan kesehatan daging. Melansir Healthline, Selasa, 20 Juli 2021, memilih cara memasak yang meminimalkan kehilangan nutrisi dan menghasilkan bahan kimia berbahaya dalam jumlah terendah dapat memaksimalkan manfaat konsumsi daging.
Baca Juga
Advertisement
Dipanggang
Suhu untuk memanggang berkisar 149–218 derajat celcius. Sementara, waktu memasak dapat bervariasi dari 30 menit hingga satu jam atau lebih, tergantung jenis dan potongan daging.
Secara umum, memanggang adalah cara mengolah daging yang sehat karena vitamin C berkurang dalam jumlah minimal. Namun, selama waktu memasak yang lama pada suhu tinggi, vitamin B hingga 40 persen dapat hilang dalam jus yang menetes dari daging.
Mengumpulkan jus dan menyajikannya dengan daging dapat membantu meminimalkan kehilangan nutrisi.
Dibakar
Suhu membakar daging biasanya berkisar antara 190--232 derajat celcius. Kendati begitu populer, metode memasak ini sering mengarah pada produksi bahan kimia yang berpotensi berbahaya.
Saat daging dipanggang pada suhu tinggi, lemak meleleh dan menetes ke wadah bakaran yang membentuk bercak-bercak gosong. Mempersingkat waktu memasak dan mengeluarkan daging dari api besar sebelum gosong dapat membantu mengurangi dampak buruk metode pengolahan daging ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Direbus
Waktu memasak dengan cara direbus umumnya lebih lama dari metode memasak lainnya, dan memanfaatkan suhu panas lebih rendah. Sayangnya, memasak dalam cairan dan waktu lama pada suhu di atas 93 derajat celcius dapat menyebabkan protein daging mengeras.
Karenanya, metode merebus lebih disarankan untuk daging bertekstur lebih halus, seperti ayam, ikan, dan bebek.
Digoreng
Menggunakan panas tinggi, waktu memasak dengan cara digoreng sangat singkat. Itu bisa membantu menjaga daging tetap lembut dengan rasa yang enak.
Namun, di sisi lain, teknik memasak ini juga meningkatkan retensi nutrisi dan lebih kecil kemungkinannya dari banyak metode lain untuk menyebabkan kolesterol dalam daging berlemak jadi teroksidasi. Kolesterol teroksidasi dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung.
Mengasinkan daging dalam campuran yang mengandung buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah yang tinggi antioksidan dapat membantu mengurangi pembentukan Amina heterosiklik (HAs), senyawa penyebab kanker.
Selain itu, penting untuk memilih lemak yang sehat saat menggoreng. Sebagian besar minyak nabati dan biji-bijian mengandung lemak tak jenuh ganda tinggi yang rentan terhadap kerusakan pada suhu tinggi. Sementara, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun telah terbukti membentuk lebih sedikit aldehida dari minyak sayur dan biji-bijian selama menggoreng.
Advertisement
Slow Cooking
Slow cooking merupakan cara memasak selama beberapa jam dalam panci kuali. Suhu memasak dengan metode ini berkisar dari 188 derajat celcius untuk pengaturan rendah, hingga 121 derajat celcius untuk pengaturan tinggi. Suhu rendah ini meminimalkan pembentukan senyawa yang berpotensi berbahaya.
Keuntungan utama dari slow cooking adalah kemudahan dan kenyamanannya. Daging cukup dibumbui dan dimasukkan ke dalam kuali di pagi hari, dibiarkan matang selama enam hingga delapan jam tanpa perlu diperiksa, lalu diangkat dan disajikan saat makan malam.
Memasak lambat mirip dengan merebus, dan sayangnya itu juga menyebabkan hilangnya vitamin B yang dilepaskan dalam jus saat daging dimasak. Karenanya, slow cooking direkomendasikan untuk potongan daging lebih keras.
Infografis Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar
Advertisement