Liputan6.com, Tokyo - CEO Panitia Penyelenggara Tokyo 2020 (TOGOC) Toshiro Muto tidak menutup kemungkinan membatalkan Olimpiade pada menit-menit akhir. Panitia berpotensi menempuh langkah itu jika situasi Covid-19 sulit dikontrol.
"Kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan jumlah kasus virus corona. Jadi kami akan melanjutkan diskusi jika ada lonjakan kasus," kata Muto dilansir Sky Sports.
Advertisement
"Kami telah sepakat bakal mengadakan pembicaraan lima pihak lagi berdasarkan situasi virus corona. Pada titik ini, kasus virus corona dapat naik atau turun. Jadi kami akan memikirkan apa yang harus dilakukan ketika situasi itu muncul."
Kekhawatiran terhadap melonjaknya Covid-19 muncul seiring bertambahnya daftar positif terkait Olimpiade Tokyo sejak 1 Juli, ketika banyak atlet dan ofisial mulai berdatangan. Hingga Selasa (20/7/2021) pukul 21.00 WIB, ada 68 kasus. Olimpiade rencananya dibuka pada Jumat (23/7/2021).
Penyelenggara telah berjanji untuk membuat Olimpiade 2020 tetap "aman dan terjamin." Sementara, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach beberapa bulan lalu mengatakan membatalkan acara tidak pernah menjadi opsi.
Saksikan Video Berikut Ini
Ada Celah
Berbagai protokol diterapkan panitia untuk mengontrol keadaan, baik dengan menjalankan tes Covid-19 harian, membatasi pergerakan peserta, hingga mengosongkan stadion dari penonton.
Namun, para ahli melihat adanya celah dalam "gelembung" Olimpiade. Kasus kaburnya atlet angkat besi asal Uganda jadi salah satu contoh.
Advertisement
Minta Maaf
Ketua TOGOC Seiko Hashimoto mengatakan langkah-langkah keamanan untuk meyakinkan publik Jepang belum berhasil.
"Saya benar-benar ingin meminta maaf dari hati saya atas akumulasi frustasi dan kekhawatiran yang dirasakan masyarakat terhadap Olimpiade," kata Hashimoto.
Infografis
Advertisement