Liputan6.com, Jakarta Program utama Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2022 mendatang adalah melakukan peningkatan produksi dan daya saing yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini diungkapkan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) 2021 yang berlangsung secara virtual, Rabu, 22 Juli 2021.
"Saya selalu mengatakan bahwa pertanian itu bukan proyek, tetapi program jangka panjang yang ujungnya adalah mensejahterakan rakyat melalui 3 M (maju, mandiri, modern). Karena itu, saya minta agar kegiatan yang telah disusun ini harus fokus pada aspek peningkatan produksi dan daya saing peningkatan ekonomi," ujar Mentan.
Advertisement
Menurut Mentan, kedua aspek program skala prioritas tersebut sangat penting untuk dilakukan mengingat Indonesia dan dunia saat ini sedang menghadapi turbulensi ekonomi akibat pandemi covid 19 berkepanjangan.
"Saya selalu membahasakan bahwa walaupun saat ini terjadi goncangan di seluruh dunia, tetapi yang harus tetap konsisten berjalan dan berproduksi itu adalah ketahanan pangan. Sebab makanan adalah hal yang paling mendasar," katanya.
Mentan mengatakan, berbicara pertanian pasti selalu berbicara kesejahteraan. Pertanian adalah lapangan kerja dan selalu berkait dengan aspek kehidupan lainnya.
"Seperti yang saya bilang, ujungnya dari sektor pertanian itu adalah makanan rakyat. Pertanian itu lapangan kerja. Pertanian itu dasar sebuah daerah. Yang pasti kita tidak boleh kendor karena pertanian selalu mampu jadi penopang ekonomi nasional dan daerah. Sektor pertanian selama ini telah memberi kontribusi terhadap aspek kehidupan kita," katanya.
Kinerja Sektor Pertanian Indonesia
Sebagaimana diketahui, dalam kondisi darurat akibat pandemi Covid 19 ini, ekspor sektor pertanian pada bulan Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 33,04 persen (M-to-M) atau sebesar 15,19 persen secara (Y-on-Y). Secara nilai, ekspor sektor pertanian tercatat mencapai 0,32 miliar dollar, dengan ekspor nonmigas secara nasional menyumbang sebesar 93,36 persen dari total nilai ekspor Juni 2021 yang mencapai 18,55 miliar dollar atau naik sebesar 9,52 persen.
Di samping itu, BPS juga mencatat sektor pertanian sejak triwulan II 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 16,24 (QtoQ) dengan nilai ekspor pada Januari-Desember naik sebesar 15,79 persen atau sekitar Rp451,77 triliun. Lalu pada triwulan 1 2021, sektor pertanian juga tumbuh meyakinkan dengan angka sebesar 2,95 (YonY).
Dengan angka dan capaian itu, maka Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada bulan Mei 2021 juga meningkat cukup signifikan, dimana terjadi secara konsisten yang dihitung sejak Oktober 2020 hingga Mei 2021.
NTP bulan Oktober 2020 mencapai 102,25, kemudian pada November mencapai 102,86, Desember 103,25, Januari 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93 dan bulan Mei tahun ini mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44 persen.
Begitupun dengan nilai tukar usaha petani yang naik konsisten sejak Oktober 2020, yakni sebesar 1002,42. Lalu pada November mencapai 103,28, Desember 104,00, Januari 104,01, Februari 103,72, Maret 103,87, April 103,55 dan Mei bulan ini angkanya mencapai 104,04 atau naik 0,48 persen.
"saya berharap ke depan, loncatan ini bisa 3 kali lipat. Apalagi kita punya geratieks (gerakan tiga kali ekspor) dan mudah mudahan saja covid itu tidak naik dan mencekam," tutupnya.
(*)
Advertisement