Liputan6.com, Serang - Wali Kota Serang, Syafrudin mengatakan, banyak pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) meninggal dalam rumahnya. Penyebabnya, seperti terbatasnya akses obat-obatan, penuhnya rumah sakit, hingga enggannya masyarakat melapor ke Satgas Covid-19 kalau ada yang positif Covid-19.
Baca Juga
Advertisement
"Kemudian sebenarnya kalau kita hitung yang tidak dilaporkan masyarakat itu banyak sekali, sebab banyak sekali yang meninggal. Hanya memang tidak dilaporkan oleh masyarakat, positif atau tidak, karena mereka memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing karena di rumah sakit sudah overload," kata Wali Kota Serang, Syafrudin, Rabu (21/07/2021).
Kepala daerah di Ibu Kota Banten itu mengklaim, pihaknya telah berupaya keras mengajak masyarakat untuk menerapkan prokes covid-19, seperti mengurangi aktivitas di luar rumah hingga memakai masker.
Masuknya Kota Serang dalam level 4 PPKM Darurat, diharapkan Syafrudin, bisa menyadarkan warganya untuk semakin patuh memakai masker, menjaga jarak, hingga mengurangi kegiatan di tempat umum.
"Kami berharap (masyarakat) untuk bisa memperketat protokol kesehatan di luar rumah maupun di dalam rumah, sehingga penyebaran Covid-19 akan tertekan karena memang kita menggunakan protokol kesehatan," dia menerangkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Lemahnya Prokes Covid-19
Syafrudin juga mengaku seluruh jajaran di Kota Serang, mulai Satpol PP, TNI, Polri, telah melakukan upaya terbaiknya menekan penularan virus corona dan meminta masyarakat patuh prokes Covid-19.
Kini, Ibu Kota Banten berada di zona merah penularan virus Covid-19, bersama Tangerang Raya, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Cilegon. Hanya Kabupaten Lebak yang berstatus zona oranye.
"Tingkat kepatuhan masyarakat sampai saat ini, karena kita di zona merah, berarti belum 100 persen. Ya mudah-mudahan dengan keadaan zona merah ini, mudah-mudahan bisa menyadari bahwa covid itu ada dan perlu di antisipasi, dan kuncinya di pribadi sendiri serta lingkungan," ujarnya.
Advertisement