Pemerintah akan Tingkatkan Testing, Tracing, dan Treatment di Wilayah Aglomerasi, Mana Saja?

Jadi, jika ditemukan ada yang positif akan langsung di bawa ke pusat karantina dan keluarga pasien akan mendapat bantuan sembako dari pemerintah.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Jul 2021, 21:23 WIB
Paramedis melakukan kegiatan testing PCR kepada warga yang pernah berhubungan dengan pasien positif COVID-19 di Puskesmas Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/6/2021). Testing setelah tracing dilakukan kepada puluhan warga untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Upaya meningkatkan rasio penularan dan pelacakan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19, pemerintah dalam waktu dekat akan meningkatkan testing, tracing, dan menambah tempat-tempat isolasi di wilayah padat penduduk.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/7/2021) malam.

Luhut mengatakan langkah ini akan mencakup kurang lebih 7 wilayah aglomerasi yang akan mendapatkan percepatan 3T tersebut. Diantaranya adalah Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya, Semarang, dan Malang Raya.

“Nah itu, begitu kita testing, kalau ada yang positif langsung dibawa ke karantina. Di sana, peralatan ada, obat ada dokter ada, sehingga tingkat menjadi memburuk itu sangat kecil,” katanya.

Dengan demikian, Menko Luhut berharap akan terjadi penurunan rasio pasien Covid-19 yang meninggal sebagaimana yang terjadi di RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet.

Dia membandingkan, dengan pasien dibawa ke pusat karantina akan lebih tertangani, dan seluruh biaya yang dibutuhkan akan ditanggung oleh pemerintah.

“Daripada yang dirumah saja, terutama bagi teman-teman yang rumahnya di pemukiman padat penduduk, saya kira tingkat penyebarannya cukup tinggi. Tujuan kita untuk memutus, si dari delta varian ini,” jelas dia.

 

Saksikan Video Ini


Dalam Waktu Dekat

penambahan kasus tersebut merupakan hasil perkembangan sebelum masa penerapan PPKM Darurat diberlakukan. Adapun, kasus positif Covid-19 kebanyakan dari hasil pelacakan (tracing) pada kasus kasus sebelumnya.

Terkait pelaksanaannya, Menko Luhut mengatakan, diharapkan pemeeintah akan bisa memulai dalam waktu dekat. Terlebih lagi, pemerintah akan memulainya seara masif sehingga diperoleh data yang akurat.

“Kita berharap akan memulai dalam satu dua hari ini, sehingga (saat) nanti pelonggaran pada 26 Juli 2021, maka yang kita tekankan selanjutnya adalah Testing, tracing dan vaksinasi,” katanya

Dalam pelaksanaannya, pemerintah akan melakukannya secara paralel. Terkait efektivitas vaksinasi, mengacu pada data yang didapatkan seperti DKI Jakarta, ada penurunan signifikan dalam tingkat kematian orang yang telah di vaksinasi.

“Jadi ini angka hanya 0,21 persen (dari yang tertular), dan itu rata-rata komorbid. Mudah-mudahan kita semua menganggap bahwa vaksin itu penting,” katanya.

Diharapkan, dengan adanya percepatan 3T, sehingga tingkat infeksi akan terdeteksi lebih awal. Dengan demikian, bisa dilakukan penanganan yang lebih cepat dan lebih baik. Diketahui, bagi pasien yang tertular Covid-19 varian delta, rata-rata penyembuhannya adalah 8 hari.

“Tapi tingkat meninggalnya juga lebih cepat kalau tidak ditangani dengan cepat,” tegasnya.

Pemerintah sedang persiapan sistem testing dan tracing dalam waktu dekat sehingga sekali lagi pemerintah bisa melakukan mitigasi dengan cepat.

Dikatakan pengobatannya akan ditanggung pemerintah, dan keluarganya juga akan diberi sembako, sehingga kalau kepala keluarganya yang kena, tidak perlu keluarganya jadi menderita, diberikan bantuan sosial guna meringankan beban.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya