Liputan6.com, Jakarta - Seperti layaknya mobil, Honda Goldwing lansiran 2006 dilengkapi dengan sistem airbag. Sebutan ‘world’s first motorcycle airbag’ pun melekat pada motor gede (moge) asal Jepang tersebut.
Sistem airbag sepeda motor Honda bertindak sebagai bantalan untuk melemahkan momentum dalam tabrakan frontal, di mana pengendara terlempar ke depan.
Advertisement
Dikembangkan dengan memverifikasi data kecelakaan aktual. Seperti korban kecelakaan akibat tabrakan dari depan, pengendara terlempar ke depan, terbentur hebat dengan mobil atau permukaan jalan.
Ya, hingga saat ini baru Honda Goldwing saja yang sudah mengimplementasikan airbag pada motor. Sebetulnya mereka berencana untuk menawarkan sistem ini pada model lainnya, tetapi dimulai dengan Goldwing karena batasan desain.
Pihaknya juga menyatakan sepeda motor harus cukup berat sehingga pengendara tidak terlempar dari sepeda. Dan airbag tidak dapat dipasang pada model sport, lantaran posisi rider terlalu membungkuk di atas stang.
Pengembangan
Untuk diketahui, pabrikan ‘sayap kepak’ menyelesaikan pengembangan sistem airbag sepeda motor pada akhir 2005. Dan direalisasikan untuk pertama kalinya pada model Goldwing 2006.
Selama konferensi pers yang diadakan di Tokyo tahun itu, para insinyur Honda mengatakan airbag dapat bekerja saat terjadi tabrakan frontal dari sudut lurus (depan). Batas minimal kecepatannya 31 mph (49 km/h).
Dalam pemaparannya, kecelakaan fatal biasanya terjadi saat pengendara terlempar ke depan dan menghantam objek. Dengan alasan itu, pihaknya membuat desain airbag yang melindungi dada dan perut rider.
Misalnya dalam bertabrakan dengan mobil, kantong udara lebih dahulu menahan pengendara. Memungkinkan pengendara tidak terhempas dari motor dan dapat menghindari tubrukan langsung dengan objek di depan.
Tahun-tahun berlalu dan Honda terus bekerja dan memperbaiki sistem. Tim spesialis perusahaan terus melakukan uji tabrakan lebih lanjut dan menggunakan simulasi komputer untuk mencapai posisinya saat ini.
Seperti mengembangkan bentuk, posisi, dan titik jangkar airbag pada sepeda motor. Berdasarkan analisis data kecelakaan, Honda menetapkan bahwa peran kantong udara keselamatan sepeda motor seharusnya bisa mengurangi energi kinetik saat rider terlempar ke depan.
Mekanisme
Pada dasarnya ada lima komponen yang terlibat dalam mekanisme sistem airbag saat terjadi tabrakan. Meliputi modul kantong udara, inflator (mekanisme pelepasan gas), sensor percepatan yang mendeteksi benturan dan ECU (Electronic Control Unit) yang langsung melakukan perhitungan untuk menentukan kapan terjadi tabrakan.
Versi terakhir dari sistem ini, tentu saja, merupakan hasil dari berbagai data yang dikumpulkan tentang perilaku rider selama tabrakan dari depan.
Ada empat sensor kecelakaan yang terpasang. Di garpu depan, modul airbag dan di depan pengendara dan ECU airbag yang diposisikan di sebelah kanan modul.
Pertama, sensor tabrakan mendeteksi perubahan akselerasi yang disebabkan oleh benturan dari depan. Kemudian, ECU airbag, menganalisis sinyal yang dikirimkan oleh sensor tabrakan untuk menentukan apakah airbag mengembang atau tidak. Jika hasilnya positif, maka diperlukan inflasi, dan hanya membutuhkan waktu 0,015 detik sampai diaktifkan.
Ini berarti airbag mulai mengembang. Setelah airbag dikerahkan, ia mulai menyerap energi kinetik pengendara saat ia terlempar ke depan. Airbag terus menyerap energi kinetik dengan membiarkan gas keluar melalui ventilasi deflasi yang terletak di kedua sisi airbag.
Karena tidak memiliki permukaan penyangga yang kokoh di belakangnya. Untuk mengatasi masalah ini, sistem Honda menggunakan tali pengikat yang menambatkan airbag ke rangka.
Advertisement
Info Penting
Sistem airbag sepeda motor hanya beroperasi saat merasakan benturan parah dari depan yang melebihi nilai yang ditetapkan. Pada dasarnya, ini tidak berfungsi jika terjadi tabrakan dari samping atau belakang, atau jatuh.
Karena berbagai faktor yang terlibat dalam tabrakan, cedera pengendara mungkin tidak dapat dikurangi meskipun kantong udara diaktifkan, seperti tabrakan dari depan secara diagonal atau tabrakan yang menyebabkan kendaraan menyelinap ke dalam truk.
Selain itu, dapat beroperasi saat roda depan jatuh ke dalam lubang atau alur yang dalam atau bertabrakan dengan trotoar dan terjadi benturan yang parah.
Tapi sayangnya airbag yang terpasang pada Goldwing masih belum efisien. Lantaran pernah terjadi kasus recall terkait fitur tersebut. Airbag bisa mengembang secara berlebihan disertai dengan lontaran pecahan benda logam yang bisa mengenai tubuh pengendara.
Isu mengenai airbag Takata sebenarnya sudah muncul sejak 2008, namun kasus ini baru mencuat pada 2014 setelah NHTSA melakukan penyelidikan lanjutan.
Hasil penyelidikan menunjukkan inflator airbag dapat meledak begitu kendaraan mengalami kecelakaan. Ledakan itu disebabkan bahan kimia pada airbag yang sensitif dengan kondisi lingkungan, seperti cuaca dan kelembaban udara.
Akhirnya perusahaan berhenti dalam pembuatan dan pengetesan airbag tersebut. Mereka lebih memilih untuk riset cara lain dalam meminimalisir kecelakaan pada kendaraan roda dua.
Sumber: Oto.com
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19
Advertisement