Importir Khawatirkan Pasokan Bawang Putih Terganggu Gara-Gara Ganguan Sistem CEISA Bea Cukai

Gangguan sistem CEISA yang digunakan Bea Cukai membuat kontainer bawang putih tertahan di pelabuhan.

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Jul 2021, 13:27 WIB
Aktivitas jual beli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino memperingatkan adanya potensi gangguan pasokan bawang putih dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini disebabkan karena adanya gangguan sistem layanan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) yang digunakan Bea Cukai dalam pelayanan kepabeanan dan cukai dalam kurun waktu 2 minggu terakhir.

"Hal ini mengakibatkan kontainer berisi bawang putih atau bawang bombay impor menjadi terganggu proses pengeluaran dari pelabuhan," kata Valentino dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Kamis (22/7/2021).

Lanjut Valentino, kontainer-kontainer tersebut memiliki pendingin, namun dengan keterlambatan akibat gangguan sistem ini maka setiap kontainer yang tertahan harus dicolok listrik hingga sistem CEISA kembali normal.

Konsekuensinya tentu akan ada tambahan biaya akibat konsumsi listrik tersebut. "Dan tidak menutup kemungkinan akan ada gangguan pasokan bawang putih dan bawang bombay dalam beberapa waktu mendatang," tuturnya.

Sementara itu, pihaknya memperkirakan akan ada sekitar 300 kontainer yang tertahan belum bisa keluar. "Terdiri dari bawang putih, bombay, termasuk sayuran dan buah," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Putuskan Impor Bawang Putih, Daging Sapi dan Gula

Aktivitas pedagang cabai dan bawang putih di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah memutuskan untuk mengimpor tiga komoditas yaitu bawang putih, daging sapi atau kerbau, dan gula pasir. Langkah ini agar tidak terjadi lonjakan harga.

"Untuk komoditas impor semua sudah kita tetapkan melalui rapat koordinasi. Misalnya untuk bawang, daging sapi atau kerbau dan gula putih (untuk) kebutuhan Ramadan dan satu tahun," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi kepada Merdeka.com, Selasa (13/4/2021).

Untuk impor bawang putih ditetapkan 257.824 ton. Kemudian untuk komoditas daging sapi sebanyak 111.296 ton. Sementara itu, kuota impor komoditas gula pasir yang disepakati sebesar 646.994 ton.

Kendati demikian, dia belum merinci lebih lanjut terkait waktu kedatangan atas tiga komoditas impor tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya