Liputan6.com, Henan - Hujan lebat mengakibatkan banjir dahsyat di Provinsi Henan, China tengah. Korban tewas dilaporkan bertambah jadi 25 orang, dengan tujuh orang hilang.
Sejak 16 Juli, lebih dari 1,24 juta orang di 89 wilayah, kota dan distrik telah terdampak curah hujan yang sangat deras dan sekitar 164.710 orang telah direlokasi ke tempat yang aman, kata Xu Zhong, direktur kantor pusat pengendalian banjir dan bantuan kekeringan Provinsi Henan.
Advertisement
Bencana alam tersebut telah merusak 75.000 hektare tanaman, mengakibatkan kerugian ekonomi langsung sekitar 542,3 juta yuan (1 yuan = Rp 2.249). Hujan lebat itu telah membuat permukaan air melampaui tanda ketinggian air di musim banjir di sembilan waduk besar dan 40 waduk berukuran sedang di Henan. Air banjir juga meluapi beberapa sungai.
Hujan disertai badai itu mengakibatkan banjir parah di ibu kota provinsi, Zhengzhou, dengan kereta bawah tanah berhenti beroperasi, dan transportasi kereta api, jalan raya serta udara sangat terdampak. Berbagai upaya penyelamatan terus dilakukan.
Hujan Lebat Terus Berlanjut
Hingga Rabu 21 Juli pukul 15.00 waktu setempat, Komando Wilayah Tengah Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army/PLA) China telah mengerahkan lebih dari 5.700 tentara, polisi dan milisi untuk membantu upaya penyelamatan di lebih dari 30 lokasi berbahaya di daerah Henan, selain 148 kapal dan kendaraan.
Komando Wilayah Tengah PLA juga meningkatkan pengawasan di provinsi yang dilanda bencana melalui peralatan seperti satelit. Angkatan udara PLA juga mengirim tentara untuk membantu dengan bantuan bencana, dengan banyak tentara meninggikan tanggul semalaman di Henan.
Komando militer provinsi PLA mengerahkan ribuan tentara dalam upaya mengatasi bencana tersebut. Hujan deras lainnya diperkirakan akan melanda Henan pada Kamis (22/7) pukul 14.00 waktu setempat, menurut Su Aifang dari observatorium meteorologi provinsi, seperti dilansir Xinhua.
"Saat hujan lebat terus berlanjut, risiko bencana alam masih tinggi, dan penting untuk bersiap menghadapi banjir dan bencana geologis," kata Su.
Advertisement