Indonesia Bakal Buka Paviliun untuk Dukung Pengendalian Perubahan Iklim Jelang UNFCCC

Penerapan strategi mencegah perubahan iklim ini bakal tertuang dalam agenda Paviliun Indonesia menjelang COP-26 UNFCCC Glasgow.

oleh Putu Elmira diperbarui 22 Jul 2021, 17:01 WIB
Ilustrasi perubahan iklim. (dok. Unsplash.com/Lucas Marcomini/@lucasmarcomini)

Liputan6.com, Jakarta - Ragam upaya tiada henti dilancarkan Indonesia dalam mendukung penanganan perubahan iklim di dunia. Salah satunya diwujudkan melalui Paviliun Indonesia, menjelang Conference of the Parties (COP-26) United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Glasgow, Inggris.

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nunu Anugrah menyampaikan, tahun ini tema yang diusung Paviliun Indonesia adalah Leading Climate Actions Together. Aksi dan strategi dalam upaya penanganan perubahan iklim ini juga bertujuan untuk beberapa hal.

"Sehingga tujuannya yang pertama, sebagai upaya soft diplomacy untuk menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional, sebagai wujud nyata bersama-sama memimpin aksi iklim dalam rangka mencegah kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celcius," kata Nunu dalam Webinar ICCVE Seri II, Kamis (22/7/2021).

Tujuan kedua dikatakan Nunu, adalah untuk berbagi informasi terkait program pengendalian perubahan iklum oleh pemerintah Indonesia bersama para pihak secara konstruktif dan integratif. Termasuk di dalamnya mengelaborasi program tersebut dengan berbagai langkah yang telah dilakukan oleh masyarakat global.

"Ketiga, membuka kesempatan bagi para pihak untuk mengeksplorasi ide, peluang, dan jejaring kerja dalam konteks penguatan upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia," tambahnya.

Nantinya, Paviliun Indonesia COP-26 UNFCCC akan berlangsung mulai 1--12 November 2021. Penyelenggaraan dilakukan di dua lokasi, yakni The Scottish Event Campus, Glasgow dan Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kegiatan

Ilustrasi Penanggulangan Perubahan Iklim (Markus Spiske/Unsplash).

"Ada skenario penyelenggaraannya ada dua tempat karena pandemi seperti ini, kita buat opsional apakah situasi membaik. Mudah-mudahan akan dilakukan di Glasgow dan Jakarta. Nanti pengaturan waktu disesuaikan," kata Nunu.

Selain rencana digelar offline, agenda lain adalah pameran virtual Paviliun Indonesia COP26. Program ini nantinya juga ada beragam kegiatan yang akan dilaksanakan.

"Kegiatannya kita punya exhibition yang pameran virtual, pertunjukan seni budaya, pertemuan bilateral, 32 sesi talkshow, tiga joint sessions, dan dua eminent person sessions," ungkap Nunu.

Sesi talkshow akan menampilkan perkembangan terkini atas upaya pengedalian perubahan iklim yang telah dan sedang dilakukan para pihak. Untuk tiga joint sessions, sesi diskusi bersama mitra strategis dan negara sahabat Indonesia serta dua eminent person sessions, materi yang disampaikan oleh tokoh dunia di bidang pengendalian perubahan iklim.


Talkshow

Ilustrasi perubahan iklim (AFP)

"Topik sesi talkshow ada empat, pertama Aksi Iklim dan Restorasi Alam, saya kira mandat dari UN Decade yang menetapkan 2021--2030 adalah tahunnya restorasi ekosistem," jelas Nunu.

Topik lainnya adalah Promoting Business Leadership in Climate Actions, Driving Climate Actions Into Movements, dan Mobilization of Science, Technology and Funding for Climate Actions. Satu sesi talkshow berdurasi 80 menit, terbagi atas sesi paparan narasumber selama 60 menit dan sesi diskusi selama 20 menit.

"Persiapan Paviliun Indonesia yang sudah kick-off meeting di tanggal 19 Juli kemarin, sekarang kita akan menginjak pada persiapan tiga bulan terakhir," kata Nunu.


Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya