Liputan6.com, Jakarta - Adanya keluhan warga soal mahalnya biaya dan dugaan adanya kartel kremasi di masa pandemi Covid-19 membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara.
Seperti diketahui, sebelumnya warga Jakarta Barat bernama Martin bercerita dirinya sempat didatangi petugas yang mengaku dari Dinas Pemakaman dan menawarkan kremasi sang ibu mertua namun dengan tarif Rp 48,8 juta di daerah Karawang, Jawa Barat.
Advertisement
Menurut Riza, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membangun krematorium.
Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi warga Jakarta yang akan melakukan kremasi jenazah. Kendati, Riza belum bisa membocorkan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
"DKI memang berniat untuk menyiapkan tempat kremasi, konsepnya dan tempat dan sebagainya. Supaya bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang murah dan baik untuk kepentingan masyarakat," ujar Riza Patria seperti dikutip dari Antara, Selasa, 20 Juli 2021.
Sementara itu, aparat kepolisian pun bergerak cepat. Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan, pihaknya tengah mengusut kasus dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19.
Berikut 5 tanggapan terkait mahalnya biaya dan dugaan adanya kartel kremasi di Jakarta pada masa pandemi Covid-19 dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wagub Sebut Pemprov DKI Jakarta Akan Bangun Krematorium
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria turut merespons keluhan warga soal mahalnya biaya kremasi jenazah Covid-19.
Dia menyatakan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berencana membangun krematorium.
Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi warga Jakarta yang akan melakukan kremasi jenazah. Kendati, Riza belum bisa membocorkan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
"DKI memang berniat untuk menyiapkan tempat kremasi, konsepnya dan tempat dan sebagainya. Supaya bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang murah dan baik untuk kepentingan masyarakat," ujar Riza Patria seperti dikutip dari Antara, Selasa 20 Juli 2021.
Advertisement
Wagub Minta Pengelola Kremasi Tak Cari Untung di Tengah Pandemi
Lebih lanjut, Riza yang juga merupakan politikus Partai Gerindra itu mengimbau kepada pengelola tempat kremasi jenazah di Jakarta agar tidak mencari keuntungan di tengah situasi krisis akibat pandemi Covid-19.
"Tentukan harga tarif yang wajar dan terjangkau bagi kepentingan masyarakat banyak. Jadi jangan ada lagi yang mematok harga tidak wajar atau berlebihan," kata Riza.
Riza menyatakan, situasi seperti ini seharusnya dimanfaatkan untuk saling tolong-menolong dan membantu terhadap sesama yang membutuhkan.
Diusut Kabareskrim Polri
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan, pihaknya tengah mengusut kasus dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19. Dia pun meminta masyarakat yang menjadi korban untuk melapor ke polisi.
"Sedang dilidik ya. Kalau ada korbannya ikut membantu, monggo silakan (lapor)," kata Agus dalam keterangan tertulis, Rabu 21 Juli 2021.
Advertisement
Harapkan Korban Lapor Polisi
Pernyataan Agus sedang melakukan lidik sekaligus menjawab keluhan pengacara ternama Hotman Paris Hutapea terkait mahalnya biaya kremasi jenazah Covid-19 yang disampaikan lewat akun Instagram pribadinya, @hotmanparisofficial.
Hotman mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat perihal melambungnya biaya kremasi. Dia pun meminta Kapolri untuk mengusut kasus tersebut.
Terkait hal itu, Agus kembali mendorong para korban untuk membuat laporan resmi ke polisi. Agus mengingatkan kepada semua pihak agar tak memanfaatkan situasi pandemi Covid-19.
"Silakan (membuat laporan). Mari bergandengan tangan untuk membantu meringankan beban masyarakat oleh kelakuan para pengkhianat mencari keuntungan di tengah pendemi yang terjadi," jelas Agus.
Polres Jakbar Periksa Pemilik Yayasan
Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengusut dugaan adanya kartel kremasi saat pandemi Covid-19. Keluhan itu disampaikan oleh seorang warga Jakarta Barat, Martin.
Kapolres Metro Jakbar Kombes Ady Wibowo menyebut, pihaknya telah memeriksa pemilik yayasan yang dituding mencari keuntungan di tengah pandemi Covid-19 tersebut.
"Kita baru undang klarifikasi pemilik yayasan," ucap Ady saat dimintai konfirmasi soal dugaan kartel kremasi, Rabu 21 Juli 2021.
Ady belum bersedia membeberkan secara gamblang terkait kasus tersebut. Kasus itu masih ditangani jajaran Satreskrim Polres Metro Jakbar.
"Masih kita dalami/lidik," tegas Ady.
Advertisement