Liputan6.com, Tokyo - Pembukaan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, akan dilaksanakan pada Jumat, 23 Juli 2021, waktu setempat. Mengingat pelaksanaan pesta olahraga terbesar dunia tersebut di situasi pandemi COVID-19, protokol kesehatan super ketat diberlakukan.
Ketatnya protokol kesehatan COVID-19 bagi pewarta Olimpiade Tokyo 2020 dirasakan juru kamera Liputan6 SCTV, Frets Ferdinand.
Advertisement
Frets, begitu dia biasa disapa, akhirnya bisa menginjakan kaki di Tokyo, Jepang, setelah melalui sejumlah syarat yang diperuntukan bagi peliput Olimpiade 2020.
"Rangkaian yang harus dilalui sampai akhirnya bisa di sini panjang banget," kata Frets saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 21 Juli 2021.
Keberangkatan Frets dan sejumlah pewarta ke Olimpiade Tokyo 2020 diurus perusahaan Public Relation (PR) dari Jepang yang berada di Indonesia. Sehingga tidak perlu pakai visa.
Simak Video Berikut Ini
Swab Test Setiap Hari Sebelum Berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020
Hanya saja, Frets harus memenuhi syarat keberangkatan, seperti wajib melakukan tes usap mulut dan hidung atau swab test PCR selama tujuh hari berturut-turut sebelum hari keberangkatan.
"Setiap hari harus colok-colok hidung, mulut, dan melapor ke pihak pengurus," ujarnya.
Sesampainya di Bandar Udara Internasional Narita, Jepang, Frets masih harus melakukan serangkaian prosedur kesehatan. Bila tes di bandara hasilnya negatif COVID-19, akan langsung dibawa ke hotel guna menjalani karantina.
"Tesnya itu test Saliva, yang pakai air liur," katanya.
Advertisement
Karantina Selama Tiga Hari
Frets, melanjutkan, karantina akan dijalaninya selama empat hari, yang hitungan sebenarnya hanya tiga hari,"Karena hari kedatangan dihitungnya nol, jadi, hitungannya itu empat hari.".
Frets tiba di Jepang pada Rabu, 21 Juli 2021, itu berarti pada hari ini merupakan hari ke-2 dia menjalani karantina.
Lebih lanjut Frets, mengatakan, kondisi kesehatan atlet dan peliput selalu dalam pantauan setiap harinya,"Aku dan yang lain harus melaporkan kesehatan setiap hari melalui aplikasi namanya OCHA. Apakah ada demam, suhu, dan kondisi lainnya harus lapor.".
Selain itu, kata Frets, ada petugas yang setiap harinya juga akan mengambil tes Saliva.
"Selama masa karantina enggak boleh keluar," katanya.
"Ini diberlakukan ke semua atlet juga. Indonesia itu masuk golongan 1 sebagai negara dengan sebaran COVID-19 terbanyak," lanjut Frets.
Infografis Olimpiade Tokyo 2020
Advertisement