Liputan6.com, Tokyo- Olimpiade Tokyo 2020 menjaga tradisi di event empat tahunan ini dengan menyediakan kondom bagi para peserta. Namun karena Olimpiade Tokyo yang tertunda satu tahun ini diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19, panitia hanya menyediakan kondom untuk suvenir saja.
Seperti dilansir npr.org, panitia Olimpiade Tokyo melarang peserta untuk melakukan hubungan intim selama event berlangsung. Setidaknya selama event Olimpiade Tokyo berlangsung.
Advertisement
Panitia menyiapkan kondom sebagai suvenir yang bisa dibawa ke rumah. Ini juga disebut sebagian dari kampanye bahaya HIV/AIDS.
Tradisi memberikan kondom sudah berlaku sejak 1980-an dan panitia Olimpiade Tokyo pun memberikan sekitar 160 ribu kondom untuk peserta. Kali ini, barang itu tak boleh digunakan karena bakal ada sanksi keras.
Ini juga sesuai dengan arahan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang meminta atlet jaga jarak selama ada di kampung atlet. Pelanggar aturan ini bisa diberi sanksi denda, diskualifikasi hingga deportasi.
Video Menarik
Tradisi
Sejak Olimpiade Seoul 1988 lalu, kondom gratis selalu diberikan. Ini untuk mendukung seks yang sehat kalau ada atlet yang membutuhkan keintiman.
Namun keputusan panitia Olimpiade Tokyo 2020 untuk tetap membagikan kondom meski dilarang untuk dipakai bikin bingung publik. Seorang pecinta alam dan pendaki gunung asal Jepang, Ken Noguchi menilai keputusan ini sulit dimengerti.
Ada empat produsen kondom di Jepang yang ditunjuk untuk memproduksi kondom ini. Namun kabarnya produsen ini juga dibuat bingung karena panitia meminta kondom yang dibuat lebih tebal.
"Saat saya baca syarat-syaratnya, apakah betul seperti itu. Kami sudah siap untuk memproduksi kondum super tipis," ujar salah satu produsen seperti dikutip Guardian.
Advertisement
Alkohol Dibolehkan
Kalau kondom dilarang untuk dibawa ke kampung atlet, panita Olimpiade Tokyo seperti dilansir japantimes, memperbolehkan atlet membawa minuman yang mengandung alkohol.
Minuman seperti ini untuk beberapa negara diperlukan. Ini juga untuk mencegah atlet keluyuran karena seluruh peserta dilarang meninggalkan kampung atlet selama penyelenggaraan berlangsung.